Rabu, 28 Desember 2011

filsafat cina

FILSAFAT CINA


1. Ciri-ciri filsafat Cina:
a. berkaitan dengan sastra: kesusasteraan dan tulisan lahir dalam waktu bersamaan antara abad 8 atau 9. Di Cina budayawan adalah orang yang terpelajar dan filsafat bagian utamanya. Seorang penulis prosa menganggap dirinya adalah filsuf dan berkeinginan untuk menyumbangkan sesutau untuk pengetahuan.sedangkan di Cina seorang filsuf juga seorang sastrawan, mereka menuliskan pemikiran-pemikirannya melalui karya sastra. Keterkaitan filsafat Cina dengan sastra yaitu seorang yang belajar filsafat Cina maka ia harus mempelajari sastra Cina. Di sinilah terjadi perbedaan antara filsuf barat dan timur. Filsuf barat kecuali yang beraliran eksistensialis ditulis dalam bentuk diskurtif.
b. lebih antroposentris dibanding filsafat barat dan filsafat India
c. lebih pragmatis. Selalu mengajarkan bagaimana orang bertindak agasr terjadi keseimbangan antara dunia dan surge.

2. Periodisasi filsafat Cina:
a. Zaman klasik (600 - 200 SM):
Di zaman ini khususnya dimasa dinasti Zhou berkembanglah filsafat Cina kuno, periode ini ditandai oleh adnya seratus madzab filsafat:seratus aliran yang semuanya mempunyai ajaran yang berbeda. Aliran ini dikelompokkan kedalam 6 aliran besar yaitu :
Taoisme (aliran Taoisme)
Diajarkan oleh Lao Tse (guru Tua) hidup sekitar 550 SM,menentang ajaran konfusianisme. Tao bukan jalan manusia tetapi jalan alam. Pranata dan konvensi social harus ditinggalkan.manusia harus menarik diri dari peradaban dan kembali ke alam. Menjunjung tinggi tao dan alam sehingga taoisme disebut juga naturalistic. Para penganut ajaran ini menganggap alam adalah tempat menarik diri, mencita-citakan kehidupan yang sederhana, dengan inti ajaran wu wei. Taoisme pecah menjadi dua, masing-masing dipelopori oleh Zhuang Zi (350-275 SM) dan Yang Zhu (abad V dan VI).
Konfusianisme (aliran Ru)
Didirikan oleh kong fu tse artinya guru dari suku kung (551-497SM),bermula dari ajaran konfusius kemudian dikembangkan oleh mensius atau Meng Zi (371 289 SM) dan Xun Zi (298-238 SM). Konfusianisme lahir di tengah anarki sosial dan intelektual. Menurut konfusius tindakan hirarki bukanlah hakikat masyarakat dan peradaban. Rakyat diajarkan untuk memelihara pranata social dan kulturalnya dan kembali ke li (tata upacara) dari zaman dinasti Zhou awal. Konfusius mengambil kitab dari tempat penyimpananya kemudian menunjukkan kepda umum, mengubah aneka tata cara dan kebiasaan feodal menjadi system etika.inti ajaran Tao( ‘jalan’ sebagai prinsip utama dari kenyataan) merupkan jalan manusia. Dengan kehidupan yang baik, manusia menjadikan tao luhur dan mulia. Kehidupan baik dapat dicapai dengan perikemanusiaan(yen). Ajaran konfusius diteruskan oleh mensius dan Xun Zi. Mensius mengajarkan bahwa kodrat manusia itu baik berdasarkan ren dan yi. Ren adalah prinsip tepat untuk mengawasi gerak internal, yi adalah cara tepat untuk membimbing tindakan eksternal. Xun Zi adalah eksponon ajaran konfusius tapi mengkritik mensius,khususnya mengenai kodrat manusia. Mensius seorang idealis dan Xun seorang realis. Xun menganggap bahwa pada dasarnya kodrat manusia itu jelek. Dia menempatkan fungsi dan hak istimewa Negara ditempat yang amat tinggi, seperti kaum legalis sehingga Xun Zi tidak dihormati.
Mohisme (aliran Mohis)
Mohisme didirikan oleh Mo Tse dan Mo Zi (470-391) aliran ini bersifat utilitaristis dan pragmatis, artinya seburuk-buruknya suatu tindakan bergantung pada pertimbangan untung ruginya. Mahoisme untuk kalangan rakyat bertentangan dengan konfusianisme dan taoisme yang bersifat aristokratik.inti ajaran untung adalah apa yang inigin orang miliki dan rugi adalah apa yang orang tak ingin dimiliki. Kata Mo Zi untung artinya apa yang menghasilkan lebih banyak kebaikan daripada kejahatan, rugi artinya apa yang menghasilkan lenih banyak kejahatan daripada kebaikan. Sehingga manusia harus sering-sering meninggalkan keuntungan jika pada akhirnya akan menimbulkan kerugian, dan manusia harus siap menghadapi kerugian jika pada akhirnya kerugian membawa pada kebaikan.mohisme mengajarkan cinta universal. Rakyat Cina harus percaya bahwa sang langit sebagai daya aktif yang memberikan cinta kepada semua orang, karena baginya sang langit yang paling berguna bagi keuntungan Negara dan rakyat. Mo Zi menentang kemewahan, upacara pemakaman yang boros, masa berkabung yang panjang, dan upacara-upacara feudal yang menghamburkan kekayaan.
Legalisme (aliran Fa)
Aliran Fa dikaitkan dengan nama Guan Zhong. Seorang menteri dari negeri Qi pada abad 7SM. Legalisme menekankan pada sopan santun, keadilan, kejujuran dan penguasaan diri. Legalisme berasal dari ajaran Shi (otoritas) menurut Shen Dao, ajaran Shu menurut Shen Buhai, ajaran Fa (hukum) menurut Shan Yang. Kaum legalis mendukung pemerintahan yang kuat, otokratis, dan menggunakan hukum yang kuat dan otokratis. Aliran ini mengajarkan bahwa politik tidak haarus diawali dengan contoh yang baik dari kaisar atau pembesar lain tapi dari undang-undang yang sangat ketat.
Okultisme (aliran Yin-Yang)
Aliran ini merupakan cabang dari taoisme.mengajarkan tentang adanya prinsip yin (betina) dan yang (jantan), sebagai dua prinsip dalam alam. Interaksi yin dan yang menimbulkan perubahan pada alam semesta. Yin adalah prinsip pasif, prinsip ketenangan, surge, bulan, air, perempuan, symbol dari kematian dan untuk yang dingin. Sedangkan yang adalah prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, laki-laki. Symbol hidup.
Sofisme (aliran Nama-nama)
Disebut juga aliran Ming Chia, mereka menyibukkan diri dengan analisa istilah-istilah dan kata-kata. Disebut juga sekolah dialektik. Aliran ini dapat dibandingkan dengan sofisme dari filsafat Yunani. Ajaran mereka digunakan untuk menganalisa dan mengkritik dalam kaitan dengan masalah kebahasaan.

b. Zaman Neo-Konfusianisme dan Buddhis me (1000 - 1900)
pada abad 3SM hingga tahun 1000 M, Cina disusupi oleh unsure kebudayaan asing. Budhisme dari india setelah bercampur dengan taoisme Cina, berkembang subur dan membayang-bayangi konfusianisme. Perbedaan ungkapan Buddhisme Cina dan Buddhisme di Cina. Buddhisem di Cina menunjukkan buddhismne tradisi di india dan tidak berperan besar dalam filsafat Cina. Diwakili aliran idealis atau Xiang Zhong atau weishi zhong atau aliran vijnavada. Sedangkan biddhisme Cina menunjukkan buddhisme yang dekat dengan Cina, diwakili aliran jalan tengah atau sanlong zhong atau aliran madyamika. Aliran ini mirip dengan taoisme Cina.pertemuan antara jalan tengah dan taoisme melahirkan aliran Chan (dijepang disebut sebagai Zen atau dhyana).jadi chanisme adalah sintesa unsure-unsur budhisme india dan taoisme Cina dan di sebut neo-taoisme. Taoisme dibandingkan dengan nirwana pada buddhisme, para pengikutnya berusaha untuk melalui meditasi, mengidentifikasi budi individu dengan budi semesta.
c. Zaman Modern (1900 - sekarang)
Dalam sejarah Cina periode dinasti Manzhu (1644-1911) dan pemerintahan republic (1911) ditandai skeptisme. Pranata yang sudah mapan, perkawinan, keluarga, masyarakat, Negara, dan hukum dipertanyakan. Masa ini sering dibandingkan dengan renaissance di Eropa. Pada periode ini ada 3 tendensi filsafat Cina:
1) Pengaruh filsafat barat:filsafat barat mulai memasuki Cina, khususnya pragmatism dari John Dewey, dan sesudahnya Karl Max. hal ini deisebabkan adanya terjemahan dari karya-karya pemikir barat ke dalam bahasa Cina seperti karya Tolstoi, Hendrik Ibsen,Guy de Maupassant, Shelley, Emerson, Karl Max, dan Friedrich Angels. Tokoh ini memberikan pengaruh besar pada pembaharuan kehidupan intelektual Cina. Filsafat bergandengan dengan politik, social,religious, dan artistic. Muncul para pemikir yang menekuni studi linguistic dan kritik teks. Munculnya kebudayaan baru yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Hu Shi dan Chen Duxiu, para pengagum barat dan terinspirasi dari sikap positivism. Bertujuan untuk membuang konfusionisme yang dianggap mirip dengan kenservatisme masa lampau yang dianggap menghalang-halangi gagasan-gaagsan baru.
2) Kecenderungan untuk kembali pada filsafat pribumi
3) Dominasi fisafat pemikiran Karl Max, Lenin, dan Mao Tse Tsung sejak tahun 1950.

3. Tema utama dalam filsafat Cina:
Harmoni : antara manusia dan sesame, antara manusia dan alam, antara manusia dan surge. Dihindari ekstrim dan dicari jalan tengah

Toleransi : Nampak pada keterbukaan sikap terhadap pendapat yang berbeda. Memungkinkan hidupnya pluriformitas budaya bahkan agama

Kemanusiaan: manusia merupakan pusat dari filsafat china. Manusia mengejar kebahagiaan dunia dengan mengembangkan dirinya dalam interaksi dengan alam dan sesame.

metopen tugas

PROPOSAL SKRIPSI
PERSEPSI GURU PAI MENGENAI KTSP DI TINGKAT MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN PALIYAN GUNUNGKIDUL
Mata kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen ampu: Drs. Syamsudin, M.Pd.



Oleh:
KURNIA SETIA NINGRUM
20080720206

FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2010
PERSEPSI GURU PAI MENGENAI KTSP DI TINGKAT MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN PALIYAN GUNUNGKIDUL

A. Latar belakang
Karim (2002) berpendapat bahwa upaya peningkatan mutu pendidikan, salah satunya adalah dengan perubahan kurikulum, sehingga mulai cawu 2 tahun ajaran 2001/2002 sudah diperkenalkan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang merupakan pengembangan kurikulum 1994, dan kini dikenalkan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang hampir sama dengan KBK. (Joko Susilo, 2006: 10).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu wujud dari usaha pembaharuan peningkatan mutu pendidikan UU RI nomor 20 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan mengamanatkan setiap satuan pendidikan untuk membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. (Laela Mufida, 2007 : 3)

Dalam KTSP peran guru lebih dominan terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, baik secara tertulis dan praktek langsung dalam kelas. Sebelum melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru perlu mengerti dan memahami Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan mempunyai persepsi yang benar tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Akan tetapi kenyataannya sekarang, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) belum sepenuhnya dilaksanakan oleh seluruh sekolah khususnya di Gunungkidul, karena ketidak mengertian guru mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam mengembangkan identitas budaya dan bangsanya, memandirikan dan mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kondisi lingkungan. dalam ktsp peran guru lebih dominan. (Laela Mufida, 2007 : 3)

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membahas “Persepsi Guru PAI Mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Tingkat Menengah Pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul.”

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul?
2. Bagaimana persepsi guru PAI mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul?
3. Apa kendala yang dialami guru PAI mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul?

C. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan
a. Agar mengetahui pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul
b. Untuk mengetahui persepsi guru PAI mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul.
c. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kendala yang dialami guru PAI mengenai pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Kecamatan.
2. Kegunaan penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan baru bagi dunia pendidikan dan sumbangan bagi keilmuan demi prospek pendidikan dewasa ini dan yang akan datang. ( Sapta Wibawa, 1997 : 10 ).
b. Manfaat praktis
1) Dapat memberikan masukan kepada sekolah-sekolah yang belum melaksanakan program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di kecamatan Paliyan Gunungkidul.
2) Dapat menambah pengetahuan bagi guru-guru yang tidak atau belum mengerti tentang bagaimana KTSP khususnya di sekolah menegah pertama kecamatan Paliyan Gunungkidul.
D. Tinjauan pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Laela Muffida yang berjudul Persepsi Guru Mengenai Pelaksanaan KTSP di Smp N I Warungasem Kecamatan warungasem Kabupaten Batang Tahun 2007/2008 menyimpulkan bahwa guru SMP Negeri I Warungasem Batang mempunyai persepsi baik mengenai pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) baik berdasarkan pengetahuan maupun sikap, dilihat dari indicator antara lain: Hakekat KTSP berdasarkan pengetahuan diperoleh mean rata-rata sebesar 66.67% termasuk dalam kategori baik dan berdasarkan sikap diperoleh rata-rata 67.28%, termasuk dalam kategori baik. Pengembangan KTSP berdasarkan pengetahuan diperoleh mean sebesar 66.67 termasuk dalam kategori baik dan berdasarkan sikap diperoleh rata-rata 87.5% termasuk dalam kategori sangat baik. Cara membuat RPP berdasarkan pengetahuan diperoleh rata-rata 92.59% rata-rata 78,27%, termasuk dalam kategori baik. Pembelajaran dan penilaian berbasis KTSP berdasarkan pengetahuan diperoleh mean (rata-rata) sebesar 88,89%, termasuk dalam kategori sangat baik dan berdasarkan sikap diperoleh rata-rata 79,07%, termasuk dalam kategori baik. Hambatan dalam KTSP berdasarkan pengetahuan diperoleh mean (rata-rata) sebesar 77,78%, termasuk dalam kategori sangat baik dan berdasarkan sikap diperoleh rata-rata 82,87%, termasuk dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian Siti kalimah Fakultas Ilmu Social Jurusan ekonomi di Universitas Negeri Semarang pada tahun 2006 yang berjudul Pengaruh motivasi mengajar terhadap persepsi guru mengenai implementasi muatan lokal ekonomi syariah Di SMP/MTs Tasikmalaya di dapat kesimpulan bahwa dengan adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara motivasi mengajar terhadap persepsi guru mengenai implementasi muatan lokal ekonomi syariah di SMP/MTs. Tasikmalaya. Hal tersebut mengindikasikan adanya suatu kondisi apabila motivasi mengajar guru mengalami kenaikan maka persepsi guru mengenai implementasi muatan lokal ekonomi syariah mengalami kenaikan. Demikian pula sebaliknya, apabila motivasi mengajar guru mengalami penurunan maka persepsi guru mengenai implementasi muatan lokal ekonomi syariah mengalami penurunan.
Kedua peneliti diatas membahas persepsi guru secara umum. Peneliti pertama membahas persepsi guru mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri sedangkan peneliti kedua membahas tentang persepsi guru mengenai implementasi muatan lokal yang dipengaruhi oleh motivasi belajar di MTs, tetapi penelitian saya merupakan penelitian mengenai persepsi guru mengenai KTSP dan dikhususkan pada Guru Pendidikan Agama Islam di seluruh sekolah tingkat Menengah Pertama yang ada di Kecamatan Paliyan Gunungkidul.
E. Kerangka teoritik
a. Persepsi
1. Pengertian
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan itu dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan pencium (Slameto, 2003: 102).

Menurut Davidoff (1981) persepsi didefinisikan sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri (Walgito, 2002: 70).

2. Objek Persepsi
Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Manusia itu sendiri dapat menjadi objek persepsi, ini yang disebut sebagai persepsi diri atau self-perception. Bila objek persepsi terletak di luar orang yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat bermacam-macam, yaitu dapat berujud benda-benda, situasi dan juga dapat berujud manusia.
Objek persepsi dapat dibedakan atas objek manusia dan non-manusia. Bila objek persepsi berujud benda-benda maka disebut persepsi benda (thing perseption) atau juga disebut non-social perception, sedangkan bila objek persepsi berujud manusia atau orang maka disebut persepsi sosial atau social perception. Kaitannya dalam penelitian ini obyek persepsi yang dimaksud adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Tingkat Menengah Pertama di Paliyan Gunungkidul. (Laela Mufida, 2007 : 9)

3. Proses terjadinya persepsi
Menurut Walgito (1983: 50), Proses terjadinya persepsi dapat diuraikan sebagai berikut:
Objek persepsi akan dipersepsi oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminkan oleh sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam mempersepsi objek, individu akan dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, cakrawala, keyakinan dan proses belajar, dan hasil proses persepsi ini akan merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenai obyek, dan ini berkaitan dengan segi kognisi. Afeksi akan mengiringi hasil kognisi terhadap objek sebagai aspek evaluatif, yang dapat bersifat positif atau negatif. Hasil evaluasi aspek afeksi akan mengait segi konasi, yaitu merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap obyek, kesiapan untuk bertindak, kesiapan untuk berprilaku. Keadaan lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap obyek maupun pada individu yang bersangkutan.
Obyek: Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh, Kepribadian Kognisi, Afeksi, Konasi.
Sikap: evaluasi, Senang/tidak senang, Kecenderungan, bertindak.
Dalam proses terbentuknya persepsi tersebut, terdapat tiga aspek sikap yang menonjol dalam diri individu yang bersangkutan sebagai berikut:
1) Aspek kognisi, yaitu menyangkut pengharapan, cara mendapatkan pengetahuan atau cara berfikir dan pengalaman masa lalu. Individu dalam mempersiapkan sesuatu dapat dilatarbelakangi oleh adanya aspek kognisi, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu berdasarkan dari keinginan atau pengharapan dari cara individu tersebut memandang sesuatu berdasarkan pengalaman dari yang pernah didengar atau dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.
2) Aspek konasi, yaitu yang menyangkut sikap, perilaku, aktivitas, dan motif. Individu dalam mempersepsikan sesuatu bisa melalui aspek konasi yaitu pandangan individu terhadap sesuatu yang berhubungan dengan motif perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.
3) Aspek afeksi, yaitu yang menyangkut emosi dari individu. Individu dalam mempersepsikan sesuatu bisa melalui aspek afeksi yang berlandaskan pada individu tersebut, hal ini dapat muncul karena adanya pendidikan moral dan etika yang di dapat sejak kecil. Pendidikan tentang etika dan moral inilah yang akhirnya menjadi landasan individu dalam memandang sesuatu yang terjadi disekitarnya.

Dengan objek penelitian KTSP maka guru mempunyai persepsi yang berbeda-beda baik positif maupun negatif terhadap KTSP.

b. Guru
Dalam bahasa arab guru dikenal dengan al-mualimin atau al-ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim(Laela Mufida, 2007: 18). Dalam penelitian ini guru dikhususkan pada guru PAI sehingga guru PAI mempunyai pengertian orang yang membangun aspek spiritualitas manusia pada umumnya. Guru PAI sebagai vigur pusat perhatian peserta didik, sehingga seorang guru hendaknya memiliki kemampuan akademis dan ilmu serta mempunyai sikap yang bisa diteladani, bertanggungjawab dan memiliki tingkat keagamaan yang tinggi untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang berilmu lagi berakhlak.
Guru tidak lagi hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga mampu menjadi fasilitator agar diperoleh hasil belajar yang optimal.

c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Menurut Laela Mufida (2007) hakikat KTSP meliputi:
a. Landasan
1. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional (sisdiknas).
2. Peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
3. Standar isi (SI) mencakup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Yang termasuk dalam standar isi yaitu standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dari setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar menengah. SI ditetapkan dengan kepmendiknas No. 22 tahun 2006.
b. Pengertian
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing tingkat satuan pendidikan.
c. Karakteristik
Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu:
Pemberian otonomi luas pada kepala sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, team kerja yang kompak dan transparan.
d. Latar belakang kebijakan KTSP
Sejalan dengan otonomi daerah di bidang pendidikan, pemerintah pusat lebih banyak berperan dan berkewajiban menyusun standar-standar pendidikan No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
e. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam mengembangkan kurikulum.
f. Kendala-kendala Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah
Kendala yang dapat dialami yaitu :
- KTSP menuntut pengembangan dan penyusunan kurikulum kepada guru. Guru merasa kesulitan karena selama ini guru terbiasa melaksanakan kurikulum dari pusat.
- Kurangnya pemahaman guru mengenai KTSP. Meskipun sudah hampir 4 tahun (2006 s/d 2010) KTSP belum banyak dipakai di sekolah-sekolah khususnya daerah-daerah pedesaan.
- Pada dasarnya KTSP memberikan otonomi yang luas kepada kepala sekolah. akan tetapi hal ini tidak sesuai karena masih terikat dengan kebijakan para pemegang kekuasaan pendidikan.
- Terbatasnya sarana dan prasarana kurikulum yang merangsang guru lebih kreatif.
- Sulitnya penyusunan silabus yang begitu mendetail dan akurat sedangkan guru PAI banyak yang sudah cukup umur (tua).
- Masih rendahnya mutu dan keprofesionalisasian guru.

Oleh karena itu apabila guru mempersiapkan KTSP secara baik maka akan baik/ positif pula sikapnya, untuk itu apabila persepsi ini dikaitkan terhadap KTSP maka persepsi terhadap KTSP diartikan sebagai suatu proses penafsiran, pengorganisasian, penginterpretasian terhadap KTSP sehingga merupaka sesuatu yang berarti merupakan respon yang menyatu dalam diri individu (Guru PAI di Kecamatan Paliyan). Dalam hal ini Guru PAI pada tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan merespon hal-hal yang berkaitan dengan KTSP dengan pengetahuan dan sikap yang dimiliki, sehingga dalam merespon, Guru PAI tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan membutuhkan pemahaman tentang KTSP.

F. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian
Tujuan dari penelitian survey untuk membuat pencandraan/ gambaran secara sistematis factual akurat mengenai fakta dan sifat pada suatu obyek penelitian tertentu, dengan ciri-ciri antara lain tidak ada pengujian, hipotesis, peramalan, pencarian implikasi hubungan antar variable penelitian (korelasional), memerlukan data yang benar-benar representatif mewakili obyek penelitian, proses pengambilan sampel penelitian harus hati-hati. ( Drs. Syamsudin, M.Pd, 2010). Berdasarkan teori di atas maka penelitian ini merupakan penelitian diskriptif atau survey.

2. Penegasan konsep dan variable penelitian
Variable penelitian harus mengandung variable yang jelas sehingga memberikan gambaran data dan informasi apa yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Variable adalah subyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 94).

Berdasarkan pengertian diatas maka subyek penelitian ini adalah persepsi guru mengenai pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penelitian ini mengungkap data persepsi guru PAI mengenai pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang meliputi semua isi tentang KTSP.

3. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru PAI di kecamatan Paliyan Gunungkidul sebanyak 30 orang. Di kacamatan Paliyan terdapat 6 (enam) sekolah tingkat menengah yaitu Mts Muhammadiyah Sodo, Mts Muhammadiyah Mulusan, SMP Muhammadiyah 1 Paliyan, SMP Muhammadiyah 2 Paliyan , SMP Negeri 1 Paliyan, dan SMP Negeri 2 Paliyan. Masing-masing sekolah terdapat guru PAI dengan jumlah yang sama yaitu 5 orang guru PAI.

4. Tekhnik Pengumpulan Data
a. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto, 2002: 128). Dalam hal ini angket diberikan kepada guru-guru PAI (subjek penelitian) diseluruh sekolah menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul.
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2002:132).
Wawancara dilakukan kepada responden yaitu 30 guru PAI dengan rincian 5 guru PAI dimasing-masing sekolah.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber dari tulisan (Arikunto, 2002:135). Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian berupa jumlah guru PAI, nama guru PAI dan lain-lain.

5. Teknik Uji Validitas Dan Reabilitas
a. Validitas
Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variable yang dimaksud. Validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrument secara keseluruhan (Arikunto, 2002:162).

Untuk mengetahui valid tidaknya angket yang diberikan maka harus menggunakan program SPSS for windows.
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. (Arikunto, 2002:154). Untuk mengetahui reliabilitas juga menggunakan program SPSS for windows.
6. Analisis data
1) Analisis Instrumen
a. Analisis Validitas Instrumen
b. Analisis Reliabilitas Instrumen
2) Analisis hasil penelitian, denagn metode analisis deskriptif.

G. Sistematika pembahasan
Untuk memberikan gambaran dari keseluruhan skripsi maka penulis akan mengemukakan sistematika pembahasan. Pada skripsi ini terdiri dari empat bab yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab.
BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, serta sistematika pembahasan.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN berisikan tentang keadaan sekolah-sekolah dan guru-guru PAI pada tingkat menengah pertama di Paliyan.
BAB III PEMBAHSAN berisi tentang pembahasan penelitian yang telah dilakukan.
BAB IV PENUTUP meliputi kesimpulan hasil penelitian, saran dan kata penutup.






DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.

Drs. Syamsudin, M.Pd. 2010. Hand Out Metodologi Penelitian. Yogyakarta: --

Jokosusilo, Mahmud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen
Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Muffida, Laela. 2007. Persepsi Guru Mengenai Pelaksanaan KTSP di Smp N I
Warungasem Kecamatanwarungasem Kabupaten Batang Tahun 2007/2008.
Universitas Negeri Semarang.

Slameto. 2003. Belajar dan Factor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT, Rineka
Cipta.

Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset

Wibawa , Sapta. 1997. Korelasi Antara Religiusitas Keluarga Muslim dengan Minat Orang Tua dalam Menentukan Lmbaga Pendidikan Dasar Bagi Anak di Desa Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Siti Kalimah. 2006. Pengaruh Motivasi Mengajar Terhadap Persepsi Guru
Mengenai Implementasi Muatan Lokal Ekonomi Syariah di Smp/Mts.
Tasikmalaya. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

makalah tafsir hadist

Q.S AL MUDDATSTSIR 1-7


Program Studi : S.1 Pendidikan Agama Islam
Mata kuliah : Tafsir Hadist





Disusun oleh :

Ika Yunita
Kurnia Setia Ningrum
Parsiyati
Rosalia Linandari
Ristanto






UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2009/2010
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah SWT telah menurunkan Al Quran secara bertahap, teratur, terencana, dan sempurna. Ash shalatu was salamu ‘ala Muhammad saw wa ‘ala alihi washahbihi wassalim, untuk totalitasnya dalam memperjuangkan Al Quran agar sampai ke seluruh umat manusia. Tentu itu adalah tugas yang berat. apa jadinya mereka tidak tahan dan lelah di tengah jalan? Bagaimanalah jadinya jika mereka berkhianat dari tugasnya menyampaikan risalah agung dalam Al Quran? Tentu Islam tidak akan sampai ke Indonesia, kepada orang tua kita, dan mungkin “na’udzubillah” kita tidak akan menjadi seorang Muslim. Oleh karena itu, kita pantas dan harus bersyukur atas keduanya, rencana Allah dan jihad Rasul-Sahabat.
Untuk itu makalah ini kami buat guna menghayati dan mempelajari apa yang telah Allah turunkan kepada nabi Muhammad SAW, khususnya QS. Al Muddatstsir ayat 1-7.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti masing-masing ayat QS. Al Muddatstsir ayat 1-7?
2. Apa makna yang terkandung dalam QS. Al Muddatstsir ayat 1-7?
3. Bagaimana QS. Al Muddatstsir ayat 1-7 diturunkan?
4. Apakah hubungan antara QS. Al Muddatstsir ayat 1-7 dengan dunia pendidikan?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti masing-masing ayat QS. Al Muddatstsir ayat 1-7
2. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam QS. Al Muddatstsir ayat 1-7
3. Mengetahui cara QS. Al Muddatstsir ayat 1-7 diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
4. Mengetahui adanya hubungan antara QS. Al Muddatstsir ayat 1-7 dengan dunia pendidikan





Q.S AL MUDATSTSIR : 1-7


A. Ayat dan terjemah dari Q.S Al-Muddatstsir 1-7

                     
Artinya : “Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah, Dan perbuatan dosa tinggalkanlah, Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.”

Mufrodat :


Bersihkanlah :


Perbuatan dosa:

tinggalkanlah :


memberi:


kamu ingin lebih banyak

sabar 




 Berselimut :


Bangunlah :



Peringatan :


Besar/agungkan



Pakaian : 








B. Isi kandungan Q.S Al-Muddatstsir 1-7
a. Mengajak manusia untuk bersegera dalam mengajak umat manusia kejalan yang benar. Bersiap menyatukan tekad dan member peringatan kepada umat manusia.
b. Mengagungkan asma Allah yang menciptakan alam semesta beserta isinya dan yang memberikan ampunan terhadap taubat dari hamba-hambanya
c. Manusia hendaklah membersihkan hati dari dosa-dosa di masa lalu dan tidak melakukan dosa yang akan dating dengan iman dan takwa kepada Allah SWT
d. Memberikan sesuatu apa yang kita miliki baik tenaga,pikiran,jiwa dan semuanya dengan mengharap ridha Allah SWT tanpa mengharapkan imbalan yang lebih di dunia.
e. Hidup ini banyak rintangan yang menghadang,cobaan-cobaan yang membuat orang putus asa akan tetapi,hendaknya manusia bersabar dalam menjalankannya karena dengan kesabaran yang lebih, setelah kesusahan pastilah ada kemudahan.
f. Mengajak manusia agar selalu ingat kepada Allah SWT

C. Asbabun Nuzul
Imam al-Bukhari meriwayatkan,Rosulullah SAW bersabda : “aku pernah menyendiri di gua hira. Setelah selesai menyendiri, akupun turun, tiba-tiba ada suara yang berseru kepadaku, maka aku menoleh ke kanan, tetapi aku tidak melihat sesuaatu apapun. Kemudian aku melihat ke depan tetapi aku tidak melihat sesuatu. Selanjutnya aku, melihat ke belakang, tetaqpi aku tidak menemukan siapa-siapa. Kemudian aku mengangkat kepalaku, ternyata aku melihat sesuatu. Kemudian aku mendatangi Khadijah dan kukatakan, `selimutilah aku dan siramkan air dingin ke tubuhku.’ –Dia berkata-maka turunlah ayat: ‘hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan, dan Rabb-mu agungkanlah.’”
Dalam hadist yang lain, Muslim melalui jalan ‘Uqail, dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah, dia berkata : “ Jabir bin ‘Abdillah memberitahuku bahwa dia mendengar Rasulullah SAW pernah memberitahu tentang masa penurunan wahyu, di dalam haditsnya itu beliau bersabda :
“ketika aku berjalan, tiba-tiba akku mendengar suara dari langit, lalu aku mengarahkan pandangan ke langit, ternyata ada malaikat yang mendatangiku di gua Hira dengan duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Maka aku menjadi takut/panic karenanya sehingga aku pun tersungkur ke tanah. Kemudian aku mendatangi keluargaku dan kukatakan: ‘selimuti aku, selimuti aku, selimuti aku.’ Lalu turunlah ayat : ‘yaa ayyuhal muddatstsir, qum fa andzir sampai kata fahjur.’”
Dari Imam Ahmad, Jabir bin ‘Abdillah memberitahu bahwa dia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“kemudian wahyu sempat terhenti turun kepadaku beberapa waktu. Dan ketika aku tengah berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit, lalu aku mengangkat pandanganku kea rah langit, ternyata Malaikat yang dulu pernah mendatangiku tengah duduk di atas kursi di antara langit dan bumi. Maka aku pun dibuat sangat takut/panic olehnya sehingga aku jatuh tersungkur ke tanah. Selanjutnya, aku mendatangi keluargaku dan kukatakan kepada mereka: ‘selimuti aku, selimuti aku, selimuti aku.’ Lalu Allah Ta’ala menurunkan ayat : “Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangun, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah, Dan perbuatan dosa(menyembah berhala) tinggalkanlah,.’ Kemudian wahyu terpelihara dan turun berturut-turut.”diriwayatkan oleh al-Bukhari dari hadits az-Zuhri.

D. Hubungan antara Q.S Al-Muddatstsir 1-7 dengan pendidikan
Ilmu ibarat sebuah permata yang sangat bernilai dan tak terkira harganya. Dengan ilmu, Adam ‘alaihissalam dimuliakan di atas seluruh makhluk, hingga para malaikat diperintah untuk sujud kepadanya.
Dalam Q.S Al Muddatstsir ayat 1-7 menegaskan bahwa sebaiknya umat muslim agar bersegera untuk saling mengingatkan saudara-saudara muslim kita yang telah lupa, khilaf, agar menuju jalan yang di ridhai oleh Allah SWT. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka hendaknya umat muslim agar kembali ke fitrahnya yang suci dan bersih dari kotoran dan dosa.
Manusia hidup di dunia janganlah bermalas-malasan segera melaksanakan apa yang menjadi kewajiban manusia begitu pula dengan pendidik dan peserta didik rajin-rajinlah mereka dalam menunaikan kewajiban mereka. Memohon ampunan akan dosa-dosa yang telah lalu dan tidak mengulanginya dimasa yang akan dating dengan beriman dan bertakwa padaNya, karena sebagai seorang pendidik akan menjadi contoh bagi lingkungannya yang meliputi lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya. Sehingga ia menjadi contoh yang baik.
Dari Abu ‘Amr Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Barangsiapa memberikan contoh yang baik dalam Islam, maka dia akan mendapatkan pahalanya, dan pahala sebesar pahala orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang memberikan contoh yang jelek, dia akan mendapatkan dosanya dan dosa sebesar dosa orang yang mengikuti dia, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim)
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya dengan ilmu tersebut jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Hadits di atas menunjukkan kepada kita bahwa para penuntut ilmu agama berada di atas kebaikan yang besar. Mereka di atas jalan keberuntungan dan kebahagiaan, tentunya bila benar/lurus niatnya dalam menuntut ilmu, karena mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan ingin mengamalkannya, bukan karena riya` dan sum’ah atau tujuan-tujuan dunia lainnya.
Ia mempelajari ilmu hanya karena ingin mengetahui agamanya, mengetahui perkara yang Allah Subhanahu wa Ta'ala wajibkan kepadanya. Dan bermaksud mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, hingga ia belajar dan mengamalkan ilmunya serta mengajarkannya kepada orang lain.
Setiap jalan yang ia tempuh dalam menuntut ilmu adalah jalan menuju surga, baik jalan tersebut secara hakiki ataupun maknawi. Perjalanan jauh yang ditempuhnya dari satu negeri menuju ke negeri lain, berpindahnya dari satu halaqah ke halaqah yang lain, dari satu masjid ke masjid lain, dengan tujuan mencari ilmu, ini semua teranggap jalan yang ditempuh guna beroleh ilmu. Demikian pula diskusi tentang kitab-kitab ilmu, meneliti dan menulis, semuanya pun teranggap jalan guna beroleh ilmu.
Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى، لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Siapa yang mempelajari ilmu yang seharusnya dipelajari dalam rangka mengharapkan wajah Allah, namun ternyata mempelajarinya karena ingin beroleh materi dari dunia ini, ia tidak akan mencium wangi surga pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud1)
Ini merupakan ancaman yang besar bagi orang yang jelek niatannya dalam menuntut ilmu. hendaknya engkau ikhlas dalam beribadah dan meniatkannya hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hendaknya pula engkau bersungguh-sungguh dan penuh semangat dalam menempuh jalan-jalan ilmu dan bersabar di atasnya, kemudian mengamalkan apa yang terkandung dalam ilmu tersebut. Karena tujuan dari belajar ilmu adalah untuk diamalkan, bukan karena ingin dikatakan alim atau pun mendapatkan ijazah. Namun tujuannya adalah agar engkau dapat mengamalkan ilmumu dan membimbing manusia menuju kebaikan, dan agar engkau menjadi pengganti para rasul dalam dakwah kepada kebenaran.
Sabar menghadapi berbagai karakter, tingkah laku dan tingkat kecerdasan anak-anak didiknya. Karena, itu semuanya adalah ujian dan cobaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Memang fitrah manusia akan mencintai anak yang penurut, pandai, cerdas dan berakhlak baik. Namun kecintaan itu tidak boleh menghalanginya untuk mendidik dengan adab yang benar atau justru membawanya berbuat tidak adil terhadap anak didiknya yang lain, misalnya dalam pemberian atau hibah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga sangat mencintai Fathimah radhiyallahu 'anha, namun beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَأَيْمُ اللهِ، لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعَ مُحَمَّدٌ يَدَهَا

“Demi Allah, bila Fathimah bintu Muhammad mencuri, sungguh Muhammad akan memotong tangannya.” (Muttafaqun ‘alaih, dari sahabat Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
فَاتَّقُوا اللهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلَادِكُمْ

“Bertakwalah kepada Allah, dan bersikap adillah terhadap anak-anakmu.” (Muttafaqun ‘alaih, dari sahabat An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma)
Bila pendidik mendapati anak didik yang bandel, kurang beradab, tidak cerdas atau banyak tingkah, maka kebenciannya tidak boleh menyeretnya untuk berbuat zalim. Upaya pembenahan dan perbaikan terhadap anak yang bandel atau banyak tingkah bisa diusahakan tanpa pukulan. Bisa dengan nasihat secara lisan, atau dibentak, atau ditakut-takuti tanpa berlebihan sehingga tidak menimbulkan sikap minder pada anak. Hal itu dilakukan terlebih dahulu disertai dengan doa, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ

“Sesungguhnya kelemahlembutan itu tidaklah ada dalam suatu perkara kecuali akan menjadikannya bagus, dan tidaklah kelemahlembutan itu dicabut dari sesuatu kecuali akan menjadikannya jelek.” (HR. Muslim, dari‘Aisyah radhiyallahu 'anha)
Hanya saja, perlu dipahami bahwa semua ini ada banyak cobaan yang mampu membuat kita menyerah di tengahnya. Oleh sebab itu, ada kata ikhlas dan sabar yang harus terselip dalam kamus jihadnya.












PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manusia hidup diharapkan agar senantiasa melaksanakan kewajiban sebagai manusia
2. Manusia diperintahkan untuk saling mengajak antar sesama manusia kepada kebenaran dengan mengacu pada keagungan Allah SWT
3. Meninggalkan perbuatan dosa dan menutup dosa di masa lalu dengan perbuatan yang baik atas Ridho Allah
4. Memberikan sesutau dengan ikhlas tanpa pamrih dan karena ingin berjihad di jalan Allah SWT
5. Bersabar dalam menghadapi cobaan-cobaan di dunia ini, niscaya Allah akan memudahkan jalan yang kita lalui
B. Saran
1. Hendaknya para pendidik dan calon pendidik selalu bersabar dalam menghadapi masalah pada murid, rekan guru maupun bagi lingkungan
2. Selalu ikhlas dalam memberikan ilmu demi kelangsungan umat beragama dan hanya dengan ridha Allah SWT



















DAFTAR PUSTAKA

Dr. ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh.
2006. Tafsir Ibnu Katsir jilid 8. Jakarta: Pustaak Imam asy-Syafi’i.
Departemen Urusan Agama Islam Wakaf, Da’wah dan Irsyad. 1415 H. Al
Qur’an dan Terjemahnya. Saudi Arabia:Mujamma’Al Malik fahd Li Thiba’ At Al Mush-Haf Asy Syarif

http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=527

manajemen sekolah

MANAJEMEN SEKOLAH

Program Studi : S.1 Pendidikan Agama Islam




Disusun oleh :
Ika Yunita
Kurnia Setia Ningrum
Parsiyati
Rosalia Linandari
Ristanto






UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kisah SD Muhammadiyah Bangka Belitung yang diangkat dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata berdasarkan kisah nyata yang dialami sang pengarang menjadi gebrakan baru dalam dunia pendidikan. Sekolah yang berada di daerah terpencil dengan sarana dan prasarana seadanya mampu melahirkan orang-orang yang pintar. Kepala sekolah dengan manajemen yang tepat guru yang berkualitas dan siswa-siswa yang punya kemauan keras karena pemberian semangat dari guru dan kepala sekolah menjadikan mereka orang yang pintar.
Pada zaman ini, banyak didirikan organisasi-organisasi sekolah yang dituntut untuk maju dan berkembang serta berkompetensi dalam mendidik.
Adapun dalam menghadapi dan menanggulangi masalah seluruh warga sekolah terutama kepala sekolah harus mampu membagi tugas dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Kerja sama (team work) oleh seluruh warga sekolah akan timbul bila setiap warga memahami apa yang harus dilakukan oleh kelompok dan dimana tempat serta apa fungsi setiap orang dalam pola itu. Yang menjadikan seorang anggota organisasi aktif, pada hakekatnya perasaan diikut sertakan, perasaan bahwa organisasi itu merupakan wadah yang menyalurkan keinginan dan harapannya, dimana ia dapat berpartisipasi dalam organisasi. Sehingga dapat melakukan pekerjaan yang terorganisasi denagn membawa hasil yang besar. ( R. Iyeng Wiraputra M.Sc. beberapa aspek dalam kepemimpinan pendidikan. 1981. Hal: 34)

B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan manajemen sekolah?
b. Apa peranan pemimpin sekolah dalam menjalankan tugas?
c. Bagaimana cara mengkomunikasikan visi sekolah?
d. Bagaimana cara memberdayakan dan pembudayaan guru?
e. Bagaimana cara menyusun (Rencana Pengembangan Sekolah) RPS?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui arti dari manajemen sekolah?
b. Mengetahui peranan pemimpin sekolah dalam menjalankan tugasnya selaku pemimpin dan manajer sekolah
c. Mengetahui cara mengkomunikasikan visi sekolah yang baik
d. Mengetahui cara memberdayakan dan pembudayaan guru
e. Mengetahui cara menyusun (Rencana Pengembangan Sekolah) RPS


































BAB II
MANAJEMEN SEKOLAH


A. Pengertian Manajemen Sekolah
Istilah manajemen memiliki banyak arti, antara lain manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari 4 fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling), dengan demikian manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan. (Kathryn M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A. M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) )
Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materi yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa : “administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggerakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal, meski di temukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam baik umum ataupun khusus.” Dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan
2. Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya
3. Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep.manajemen.sekolah/)
Gaffer (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik, sistemik dan kemprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Jadi manajemen sekolah adalah suatu proses kerjasama dalam merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling) sekolah dengan sistematik, sistemik dan kemprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

B. Manajemen Dan Kepemimpinan Sekolah
Dalam manajemen sekolah tumbuh kesadaran yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggung jawabkan, mengatur serta memimpin sumber-sumber daya serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah. Untuk itu perlu dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen. Dalam prakteknya keempat fungsi pokok tersebut saling berkesinambungan.
Dalam pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien menuntut dilaksanakannya keempat fungsi pokok manajemen secara terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan. Melalui manajemen yang demikiian, diharapkan dapat memberi konstribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan secara kesseluruhan.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi juga mencakup berbagai persoalan yang sangat rumit dan kompleks, baik yang menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan sistem sekolah.
Hasil penelitian Balitbang dikbud (1991) menunjukkan bahwa manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan.
Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan kualitas guru dan pengembangan sumber belajar. Dalam manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan, yaitu :
1. Sistem sentralisasi
Dalam sistem sentralisasi, segala sesuatu yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan diatur secara ketat oleh pemerintah pusat.
2. Sistem desentralisasi
Dalam sistem desentralisasi wewenang pengaturan diserahkan kepada pemerintah daerah (otonomi daerah).
Desentralisasi pengolahan sekolah perlu diletakkan dalam rangka mengisi kebhinekaan dalam wadah negara kesatuan yang dijiwai oleh rasa persatuan dan kesatuan bangsa, bukan berdasarkan kepentingan kelompok dan daerah secara sempit. Pelaksanaan desentralisasi dalam pengelolaan sekolah memerlukan kesiapan berbagai perangkat pendukung di daerah. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan desentralisasi berhasil, yaitu :
1. Peraturan perundang-undangan yang mengatur desentralisasi pendidikan dari tingkat daerah provinsi sampai tingkat kelembagaan
2. Pembinaan kemampuan daerah
3. Pembentukan perencanaan unit yang bertanggung jawab untuk menyusun perencanaan pendidikan
4. Perangkat sosial, berupa kesiapan masyarakat setempat untuk menerima dan membantu menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan desentralisasi tersebut.
Kemampuan kepala sekolah dalam memimpin dan memanajemen sekolahnya akan menjadikan sekolah itu menjadi sekolah yang berhasil, maju, dan berkembang dalam pendidikan sehingga bisa menjadi panutan bawahan-bawahannya.

C. Manajer Sekolah
Manajemen merupakan kekuatan utama dalam organisasi untuk mengkoordinir sumber daya manusia, dan material, sehingga para manajer bertanggung jawab untuk pelaksanaannya. Dalam menentukan prestasi, dibutuhkan manajer yang efektif untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Manajer sekolah adalah kepala sekolah itu sendiri. Sedangkan sekolah sebagai organisasinya. Seorang manajer sekolah hendaknya merencanakan program-program yang disusun untuk meningkatkan prestasi sekolah dalam jangka panjang dengan mempertimbangkan efek di masa yang akan datang.
Menurut Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig dalam bukunya Organisasi Dan Manajemen 2 tugas manajer antara lain dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :


a. Penetapan sasaran
Mengidentifikasi sasaran organisasi adalah fungsi primer manajer. Sasaran menekankan kondisi masa depan yang diharapkan yang hendak dicapai oleh sekolah.
b. Merencanakan
Setelah sasaran ditetapkan, maka tugas manajer berikutnya adalah merencanakan alat-alat mencapainya – memutuskan apa yang akan dilaksanakan dan bagaimana melaksanakannya. Ini membutuhkan perbuatan strategi yang menyeluruh dan kebijaksanaan umum serta program-program dan prosedur-prosedur spesifik.
c. Menghimpun sumber daya
Hasil proses perencanaan adalah rencana-rencana operasional untuk melaksanakan tugas-tugas. Sumberdaya dibutuhkan untuk melaksanakan rencana, dan manajemen bertanggung jawab menghimpun sumber daya dan mengawasi efisiensi penggunaan sumberdaya itu. Tanggung jawab manajer untuk menghimpun sumber daya dalam organisasi.
d. Mengorganisir
Selain mendapatkan sumber daya yang sesuai belum menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi, tetapi juga dengan mengembangkan dan memelihara suatu struktur untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan dan mencapai sasaran-sasaran yang relevan. Tugas manajer meliputi membagi pekerjaan di antara berbagai komponen kemudian mengintegrasikan hasil-hasilnya.
e. Melaksanakan
Sasaran, rencana, sumber daya, dan pengorganisasian, semuanya adalah bagian persiapan mengembangbangkan kemampuan untuk melaksanakan dengan usaha untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Manajer yang baik itu menciptakan iklim atau suasana yang dapat menggairahkan orang untuk berprestrasi baik sesuai dengan pendapat Drucker “Kita sekarang tahu bahwa manusia itu adalah mesin yang belajar, dan masalahnya bukanlah menggerakkan orang, tetapi menjaga agar mereka tidak padam. Cara tercepat mematikan motivasi adalah melarang orang melakukan apa-apa yang telah mereka peroleh dari latihan mereka.”
f. Mengawasi
Mengukur dan menilai hasil-hasil itu merupakan langkah yang perlu untuk menilai prestasi organisasi dan menentukan kemampuan manajemen melaksanakan tugasnya. Pengawasan (controlling) adalah fungsi manajer untuk memelihara aktivitas organisasi, yang diukur dengan harapan-harapan. Mengawasi saling berjalin dan bergantung pada perencanaan. Rencana memberikan kerangka untuk mengawasi pekerjaan. Bersama dengan itu, umpan balik dari tahap pengawasan seringkali menunjukkan perlunya rencana baru atau penyesuaian rencana sekarang.
Sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut manajer sekolah bertugas untuk menetapkan sasaran sekolah, agar mencapai prestasi yang diharapkan. Setelah menetapkan, kemudian merencanakan alat-alat meencapainya, meningkatkan potensi dan profesionalisasi guru serta memberikan fasilitas yang memadai bagi siswa dan guru dalam menunjang proses pembelajaran seperti buku, alat peraga, gedung sekolah yang nyaman,dll. Dalam menghimpun sumber daya, dibutuhkan manusia (guru, karyawan, dan siswa), material berupa bahan-bahan yang digunakan dalam mengembangkan sekolah, teknologi, dan keuangan untuk membiayai semuanya. Setelah itu diadakannya pembagian tugas, mengkoordinir usaha-usaha yang dilakukan dan memadukan hasil-hasil usaha antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan usaha dari semua pihak sekolah termasuk manajer sekolah, akan tercapai hasil-hasil yang diinginkan dengan pengawasan agar tercapai hasil yang maksimal dan sesuai rencana.
D. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektivitas kinerja. Dengan begitu, paradigma baru pendidikan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Kepala sekolah sebagai penentu arah kebijakan sekolah harus bisa mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dan efisien dapat dilihat berdasarkan beberapa kriteria berikut :
1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik
2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
3. Mampu menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat sehinga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan
4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai deengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain disekolah
5. Bekerja dengan tim manajemen, serta
6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Pidarta (1988) mengemukakan 3 macam ketrampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyukseskan kepemimpinannya. Ketiga ketrampilan tersebut adalah:
1. Ketrampilan konseptual, yaitu ketrampilan untuk memahami dan mengopeerasikan organisasi
2. Ketrampilan manusiawi, yaitu ketrampilan untuk bekerjasama, memotivasi dan memimpin
3. Ketrampilan tekhnik, yaitu ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, tekhnik, serta perlengkapanuntuk menyelesaikan tugas tertentu.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk memiliki kemampuan, terutama ketrampilan konsep, kepala sekolah diharapkan melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
1. Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para guru dan pegawai sekolah lainnya.
2. Melakukan observasi kegiatan manajemen terencana
3. Membuat berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan
4. Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain
5. Berfikir untuk masa yang akan dating
6. Merumuskan ide-ide yang dapat diuji cobakan
Kepala sekolah juga harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan situasi dan kebutuhan serta motivasi guru dan pewkerja lain.

E. Mengkomunikasikan Visi Sekolah
Penerapan konsep manajemen strategis di sekolah menuntut setiap sekolah untuk dapat menetapkan visi yang hendak dicapai dari sekolah tersebut.
Dalam perspektif manajemen, visi sekolah memiliki arti penting berkaitan dengan keberlanjutan (sustainability) organisasi sekolah itu sendiri. Tanpa visi, organisasi dan orang-orang di dalalamnya tidak mempunyai arahan yang jelas, tidak mempunyai cara yang tepat dalam melangkah ke masa depan dan tidak memiliki komitmen (Foreman, 1998).
Visi bukanlah sekedar slogan berupa kata-kata tanpa makna bahkan bukan sekedar sebuah gambaran konkrit sebuah rumusan yang dapat memberikan klarifikasi dan artikulasi seperangkat nilai (Hopkins, 1996).
Menurut Block (1987), visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang diinginkan dan merupakan sebuah ekspresi optimisme dalam organisasi.
Sedangkan Bennis and Nanus (1985) mendefinisikan visi sebagai pandangan masa depan yang realistis, kredibel, dan menarik, yang di dalamnya tergambar cara-cara yang lebih baik dari cara yang sebelumnya.
Visi yang telah ditetapkan hendaknya di publikasikan kepada seluruh anggota sekolah antara lain guru, karyawan, staf, komite, dan siswa agar mereka tahu bagaimana arah tujuan sekolah dan mendapatkan hasil yang maksimal melalui rapat yang dihadiri seluruh anggota sekolah, pidato kepala sekolah pada upacara bendera, dan ditulis dalam papan besar yang dipasang di salah satu sudut sekolah yang strategis agar setiap angota sekolah membacanya, menyimpannya dalm otak, mengingat dalam setiap langkah, diresapi oleh hati dan dilaksanakan dengan sesungguh-sungguhnya.

F. Pemberdayaan Dan Memberdayakan Guru
Dalam masyarakat industri modern, sosok guru dalam mmasyarakat adalah seorang resi. Ia menguasai sains dan teknologi, ia membawa peserta didik kepada pengenalan sains dan teknologi itu, dan lebih dari itu ia adalah sosok personifikasi dari moral dan keyakinan agama. Inilah resi masyarakat Indonesia modern, seorang professional, gabungan cirri-ciri seorang saintis, ulama dan seniman. Karakteristik guru yang demikian memerlukan program pendidikan yang sesuai. Untuk menghasilkan seorang resi diperlukan dasar saintis. Oleh sebab itu, guru dalam masyarakat industri modern harus mendapatkan pendidikan dasar sebagai seorang sarjana murni, ditambah dengan kemampuan sebagai seorang guru.
Stewart (1998) mengatakan ada enam cara yang dapat digunakan pemimpin dalam mengembangkan pemberdayaan staf/bawahan, yakni: meningkatkan kemampuan staf/bawahan (enabling), memperlancar (facilitating) tugas-tugas mereka, konsultasi (consulting), bekerjasama (collaborating), membimbing (mentoring) bawahan, dan mendukung (supporting). Namun apapun cara yang ditempuh oleh pemimpin dalam memberdayakan staf/bawahan, menurut Sarah Cook dan Steve Macaulay (1997), kepemimpinan yang memberdayakan perlu mengacu pada empat dimensi, yaitu visi, realita, orang (manusia), dan keberanian. http://drssuharto.wordpress.com/2008/03/04/peran-kepala-sekolah-dalam-pemberdayaan-guru/
Untuk memberdayakan guru, pemerintah telah menjamin kehidupan yang layak bagi para guru sebagai imbalan atas usaha-usaha yang dilakukan oleh para guru. Disebutkan dalam UU Sisdiknas 2003 pasal 12 ayat 1 pada butir a bahwa “pendidik dan/atau guru agama yang segama dengan peserta diidk difasilitasi dan/atau disediakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kebutuhan satuan pendidikan”, sedangkan pada butir b dinyatakan bahwa pendidik dan/atau guru yang mampu mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik difasilitasi dan/atau disediakan oleh pemerintah daerah sesuiai dengan kebutuhan satuan pendidikan”. ( Prof. Dr. Anwar arifin, Paradigma baru pendidikan nasional,Jakarta: Balai Pustaka. 2005, Hal 225.)
Selain pemerintah, Muhammad bin Jamil Zainu dalam karyanya Kiat Sukses Mendidik Anak menyatakan bahwa jasa guru yang tidak ternilai juga dijamin dalam firman Allah Qs. Luqman : 16 yang berbunyi
 •                    •    
“(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Menjadi seorang guru merupakan tugas mulia, dengan keikhlasan dan kesabaran dalam menyampaikan pengajaran yang begitu banyak niscaya Allah-pun akan memberikan imbalan yang pantas sebagaimana yang terkandung dalam ayat tersebut.
Guru adalah seorang professional dan bukan hanya sekedar sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang tidak mempedulikan aspek ekonomis dari profesinya itu. Dalam peningkatan kemampuan profesionalnya guru yang saintis seperti yang disebutkan di atas perlu dibekali dengan sekelompok kompetensi yang relevan dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta era informasi dalam mengantar pesereta didik mengenal, mencari dan mencernakan informasi- informasi yang diperoleh sendiri.

G. Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
Sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan, sekolah bersatu dalam menentukan kebijakan sekolah dalam melaksanakan kebijakan pendidikan sesuai arah kebijakan pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Sebagai penyelenggara dan pelaksaan kebijakan pendidikan nasional, sekolah bertugas menjabarkan kebijakan pendidikan menjadi program-program operasional penyelenggaraan pendidikan di masing-masing sekolah.
Maka dari itu sekolah harus menyusun rencana pengembangan sekolah agar proses pendidikan berjalan dengan efektif dan efisien.
Program-program penyusunan rencana dan pengembangan sekolah tersebut terdiri dari :
1. Menyusun visi,misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata tertib sekolah. Penyusunan ini amat penting sebagai modal dasar yang harus dimililki sekolah. Ini merupakan bukti kemandirian awal yang harus ditujunjukkan oleh sekolah
2. Menyusun rencana kegiatan mingguan, bulanan, semesteran, serta tahunan yan gsesuai dengan arah kebijakan serta kurikulum yang telah ditetapkan, baik tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten kota.
3. Menetapkan kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler yang akan diadakan oleh sekolah
4. Pengadaan sarana dan prasarana termasuk buku pelajaran dapat diberikan kepada sekolah, dengan memperhatikan standar ketentuan yang ada. Pemilihan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan oleh sekolah dengan tetap mengacu pada standar dan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, provinsi atau kota
5. Penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS). Dalam fungsinya sebagai otonom, sekolah berperan menyusun RAPBS setiap akhir tahun ajaran untuk digunakan dalam tahun ajaran berikutnya.
6. Menyusun rencana seminar-seminar pendidikan untuk para guru, agar menjadi guru yang berkualitas.
Semua penyusunan tersebut harus berdasarkan kesepakatan orangtua dan masyarakat yang tertabung dalam komite sekolah, serta seluruh warga sekolah ikut terlibat secara aktif dalam menyusun program kerja sekolah.





PENUTUP


A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah disusun dapat disimpulkan bahwa :
a. Manajemen sekolah adalah suatu proses kerjasama dalam merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling) sekolah dengan sistematik, sistemik dan kemprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah
Dalam manajemen sekolah memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggung jawabkan, mengatur serta memimpin sumber-sumber daya serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah. Dan setiap tindakan diperlukan seorang pemimpin yang bisa memanaj semua itu, yaitu kepala sekolah.
c. Manajer sekolah yaitu kepala sekolah harus memiliki talenta dalam menetapkan sasaran, merencanakan program, menghimpun sumberdaya, mengorganisir, melaksanakan, dan mengawasi program-program yang telah direncanakan agar terwujud dengan hasil yang maksimal
d. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai penentu arah kebijakan sekolah harus bisa mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien dan memenuhi criteria-kriteria menjadi pemimpin sekolah. Juga memiliki ketrampilan konseptual, ketrampilan manusiawi, dan ketrampilan tekhnik.
e. Mengkomunikasikan visi kepada seluruh anggota sekolah, guru, karyawan, staf, komite, dan siswa melalui rapat yang dihadiri seluruh anggota sekolah, pidato kepala sekolah pada upacara bendera, dan ditulis dalam papan besar yang dipasang di salah satu sudut sekolah yang strategis agar setiap angota sekolah membacanya, menyimpannya dalm otak, mengingat dalam setiap langkah, diresapi oleh hati dan dilaksanakan dengan sesungguh-sungguhnya.
f. Dalam pemberdayaan guru dan memberdayakan guru, ada enam cara yang dapat digunakan pemimpin (kepala sekolah) dalam mengembangkan pemberdayaan guru, yakni: meningkatkan kemampuan staf/bawahan (enabling), memperlancar (facilitating) tugas-tugas mereka, konsultasi (consulting), bekerjasama (collaborating), membimbing (mentoring) bawahan, dan mendukung (supporting). Guru haruslah memiliki talenta, ilmu, terampil mengkomunikasikan kepada peserta didik, agar menjadi seorang saintis, ulama, dan seniman yang berperilaku baik dan bisa menjadi contoh. Dalam menarik perhatian guru, pemerintah telah menunjang kesejahteraan guru yang diatur dalam UU Sisdiknas.
g. RPS
Program-program penyusunan rencana dan pengembangan sekolah tersebut terdiri dari : Menyusun visi, misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata tertib sekolah. Menyusun rencana kegiatan mingguan, bulanan, semesteran, serta tahunan yan gsesuai dengan arah kebijakan serta kurikulum yang telah ditetapkan Menetapkan kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Pengadaan sarana dan prasarana, menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah (RAPBS). Menyusun rencana seminar-seminar pendidikan untuk para guru, agar menjadi guru yang berkualitas.

B. Saran
1. Hendaknya para guru memiliki kemampuan memanaj/mengatur sekolah karena guru juga ikut berperan serta dalam pengembangan sekolah.
2. Sebagai calon kepala sekolah perlu diadakannya bimbingan bagaimana menjadi seorang manajer sekolah yang baik.
3. Kepala sekolah sebaiknya meningkatkan ketrampilannya dan menajamkan ilmunya demi majunya pendidikan di Indonesia
4. Bagi pemerintah sebaiknya lebih menjamin kesejahteraan guru dengan meningkatkan gaji tanpa menaikkan harga sembako




DAFTAR PUSTAKA

Balitbangdikbud. 1993/1994. Seri Kebijakan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Fremont E. Kast, James E. Rosenzweig. 2007. Organisasi & Manajemen 2.
Jakarta: Bumi Aksara.
Made pidarta. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Muhammad bin Jamil Zainu. 2009. Kiat Sukses Mendidik Anak. Yogyakarta:
Pustaka Al Haura.
Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Prof. Dr. Anwar Arifin. 2005. Paradigma Baru Pendidikan Nasional.
Jakarta: Balai Pustaka
Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M. Sc. Ed. 2006. Manajemen Pendidikan Nasional.
Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.
R. Iyeng Wiraputra M.Sc..1981. Beberapa Aspek dalam Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bhratara Aksara.
Gaffer. 1989. Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodelogi. Jakarta :
P2LPTK.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep.manajemen.sekolah/
http://drssuharto.wordpress.com/2008/03/04/peran-kepala-sekolah-dalam-pemberdayaan-guru/

konsep dasar perkembangan peserta didik

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK





Disusun oleh :
DWI NURYANI
ERNA RUWANTI
IKA YUNITA
KURNIA SETIA NINGRUM



FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2008/2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jakarta (KR) – “mau menghadapi era globalisasi sekarang ini, mau tak mau Indonesia membutuhkan tenaga-tenaga sumber daya manusia (SDM) terbarukan. Selain menguasai iptek, tentunya SDM terbarukan harus beriman dan bertakwa”.
Tanggapan di atas adalah penuturan BJ Habibie pada acara ‘Tribute to Prof Dr M Quraish Shihab’ di kampus UIN Jakarta yang dikutip oleh wartawati Kedaulatan Rakyat edisi senin pon 16 November 2009 halaman 10 kolom 2 baris ke 2. Menyikapi hal itu, kita sebagai calon pendidik haruslah bisa membuat bagaimana generasi kita yang akan dating sesuai dengan yang diharapkan beliau.
Dengan mengetahui perkembangan peserta didik atau siswa maka, kita akan lebih mudah untuk membuat generasi penerus kita ini berkualitas, dengan mengetahui konsep-konsep perkembangan peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat dari perkembangan peserta didik?
2. Bagaimana konsep perkembangan peserta didik?
3. Bagaimana cara mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki peserta didik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat perkembangan peserta didik berupa pengertian, tugas, factor, dan fase-fase perkembangan peserta didik.
2. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar yang dialami oleh peserta didik.
3. Untuk mengetahui cara-cara mengoptimalkan kecerdasan p[eserta didik berupa IQ, EQ dan SQ atau ESQ.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan dan Peserta Didik
Untuk mengetahui arti perkembangan para ahli sependapat bahwa perkembangan adalah suatu perubahan, kearah yang lebih maju, lebih dewasa, secara teknis perubahan itu merupakan proses. Mengenai proses ini para ahli berbeda pendapat. Perbedaan pendapat para ahli ini di golongkan ke dalam konsepsi aliran-aliran, antara lain aliran asosiasi, gestalt dan neo-gestalt, serta aliran sosiologisme.perinciannya sebagai berikut :
1. Aliran asosiasi
Pada hakekatnya perkembangan adalah proses asosiasi. Yang primer adalah bagian-bagian, bagian-bagian ada lebih dahulu sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Contoh pengertian lonceng pada anak-anak. Menurut aliran asosiasi kemungkinan anak akan mendengar bunyi lonceng kemudian anak akan memperoleh kesan pendengaeran mengenai lonceng, kemudian anak-anak akan melihat lonceng tersebut kemudian akan memperoleh kesan penglihatan berupa bentuk, dan warna lonceng,lalu anak meraba lonceng tersebut sehingga memperoleh gambaran kasar atau hal;us. Jadi gambaran mengenai lonceng ini makin lama makin lengkap satu dengan yang lain saling berhubungan. Tokoh aliran ini adalah John Locke, ia berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri.
2. Aliran gestalt
Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran asosiasi. Perkembngan menurut aliran ini adalah proses diferensiasi. Misal seorang anak melihat mobil, di dalam pikirannya semua kendaraan beroda 4 adalah mobil, lama kelamaan dia tahu jenis-jenis mobil berupa truk, jeep, sedan, tankki dll.
Aliran neo-gestalt yang dirilis oleh Kurt Lewin selain proses diferensiasi juga ada proses stratifikasi. Struktur pribadi terdiri dari lapisan-lapisan (strata), lapisan itu makin lama makin bertambah. Missal anak kecil baru mempunyai satu lapisan, oleh karena itu anak kecil tidak akan berdusta, semakin dewasa akan bertambah pula lapisannya.
3. Aliran sosiologis
Perkembangan adalah proses sosialisasi. Seorang anak mula-mula bersifat a-sosial atau pra-sosial yang kemudian perkembangannya sedikit demi sedikit disosialisasikan. Penganut aliran ini adalah James Mark Baldwin (1864-1934), Freudian, dll
Pengertian Peserta Didik
Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangakan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar disekolah (Sinolungan, 1997). Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa, peserta didik adalah angota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik usia SD/MI adalah semua anak yang berada pada rentang usia 6-12/13 tahun yang sedang berada dalam jenjang pendidikan SD/MI.
Peserta Didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Penting anda pahami sebagai guru kelas SD bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didiksebagai suatu totalitas atau kesatuan.
Sinolungan (1997) juga mengemukakan, manusia termasuk peserta didik adalah mahluk totalitas ”homo trieka”. Ini berarti manusia termasuk peserta didik merupakan (a) mahluk religius yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya dan alam lingkungan sekitarnya, (b) mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan saling mempengaruhi agar berkembang sebagai manusia; serta (c) mahluk individual yang memiliki keunikan (ciri khas, kelebihan, kekurangan, sifat dan kepribadian, dll.), yang membedakan dari individu lain.
Jadi dalam mempelajari dan memperlakuakan peserta didik, termasuk peserta didik usia SD/MI hendaknya dilakukan secara utuh, tidak terpisah-pisah. Kita harus melihat mereka sebagai suatu kesatuan yang unik, yang terkait satu dengan yang lainnya.

B. Tugas Perkembangan
Perkembangan menurut Robert J. Havighurs adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dalam, kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberiknn kebahagian serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarrkat dan kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya.
a. Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak
1. Belajar berjalan
2. Belajar makan makanan padat.
3. Belajar mengendalikan gerakan badan.
4. . Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Memperoleh stabilitas fisiologis.
6. Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
7. Belajar inenghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak adik dan orang lain.
8. Belajar membedakan yang henar dan salah.
b. Tugas perkembangan masa anak
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan
tertentu.
2. Menibentuk sikap tertentu terhadap dfri sendiri sebagai organisme yang
sedang tumbuh.
3. Belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya
4. Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin
5. Membina keterampilan dasar dalarr membaca, menulis dan berhitung.
6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Membentuk kata hati, mbralitas dan nilai-nilai
8. Memperoleh kebebasan diri.
9. Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga sosial.
c. Tugas perkembangan masa Remaja
1. Memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari keduajenis kelamin.
2. Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu.
3. Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif.
4. Memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantupgan diri dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
6. Memperoleh kebebasan ekonomi.
7. Persiapan perkavvinan dan kehidupan berkeluarga
8. Mengembangkan keterampilan intelektuai dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik.
9. Memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku.

d. Tugas perkembangan masa dewasa awal .
1. Memilih pasangan hidup.
2. Belajar hidup dengan suami atau istri.
3. Memulai kehidupan berkeluarga.
4. Membimbing dan merawat anak.
5. Mengolah rumah tangga
6. .Memulai suatu jabatan.
7. Menerima tanggung javvab sebagai warga negara.
8. Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik.
e. Tugas-tugas perkembangan masa setengah baya
1. Memperoleh tanggung jawab sosi?l dan warga negara.
2. Membangun dan mempertahankan s’andar ekonomi.
3. Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
4. Membina kegiatan pengisi waktu serggang orang dewasa.
5. Membina hubungan dengan pasanga.i hidup sebagai pribadi.
6. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri.
7. Menyesuaikan diri dengan pertambuhan umur
f. Tugas-tugas perkembangan orang tua
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik.
2. Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan.
3. Menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri.
4. Menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia usia lanjut.
5. Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara.
6. Membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
Menurut Havighurst setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek. lainnya, yaitu fisik, psikis serta emosional, moral dan sosial. Dikemukakannya perkembangan yang dicapai individu pada masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa awal, masa setengah baya dan masa tua.
Ada dua alasan mengapa tugas-tugas perkembangan ini penting bagi pendidik. Pertama, membantu memperjelas tujuan yang akan dicapai seholah. Pendidikan dapat dimengerti sebagai usaha masyarakat,- melalui sekolah, dalam membantu individu mencapai tugas-tugas perkembangan tertentu. Kedua, konsep ini dapat dipergunakan sebagai pedoman. waktu untuk melaksanakan usaha-usaha pendidikan. Bila individu telah mencapai kematangan, siap untuk mencapai tahap tugas tertentu serta sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa saal untuk mengajar
Individu yang bersangkutan (the-teachable moment) telah tiba. Bila mengajarnya pada saat yang tepat maka liasil pengajaraft yang optimal dapat dicapai.

C. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Dalam menentukan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, para ahli berbeda pendapat karena sudut pandang yang mereka gunakan tidak sama. Pendapat yang bermacam-macam itu dapat digolongkan kedalam 3 macam yaitu
a. Aliran Nativisme
Perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus artinya lahir), tokohnya adalah Scopenhaeur, Plaato, Descartes, Lombroso dll.ex: jika orang tua pintar dalam computer maka anak akan pintar computer. Aliran ini sudah tidak terlalu berpengaruh seperti zaman dahulu.


b. Aliran Empirisme
Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran nativisme. Perkembangan itu semata-mata bergantung pada factor lingkungan, sedangkan keturunan tidak berperan sama sekali. Tokoh utama John Locke. Doktrin yang terkenal adalah tabula rasa bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong. Menekan pada arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan. Ex : anak orang kaya atau orang pandai mengecewakan orang tuanya karena kurang berhasil di dalam belajar walaupun fasilitas-fasilitas sangat luas, sedangkan ada anak orang miskin atau kurang mampu sangat berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas yang mereka perlukan sangat jauh dari mencukupi, jadi aliran empirisme tidak tahan uji.
c. Aliran Konvergensi
Didalam perkembangan individu baik dasar atau bawaaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat yang sudah ada di dalam masing-masing individu, perlu adanya lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang dengan baik.ex: manusia mempunyai kaki untuk berdiri tegak jika dia berada di lingkungan manusia, akan tetapi jika dia di asuh oleh srigala kemungkinan dia akan berdiri seperti srigala.

D. Fase-Fase Perkembangan peserta didik
Dalam ilmu jiwa perkembangan kita kenal beberapa pembagian masa hidup anak yang disebut sebagai fase. Fase perkembangan ini mempunyai cirri-ciri yang relative sama, berupa kesatuan-kesatuan peristiwa yang bulat.
Aristoteles (384-322 SM) membagi masa perkembangan selama 21 tahun dalam 3 septenia ( 3 periode kali 7 tahun) yang dibatasi oelh 2 gejala alamiah yang penting, yaitu pergantian gigi dan munculnya gejala-gejala pubertas. Hal ini berdasarkan pada paralelitas perkembangan jasmaniah dengan perkembangan jiwa anak. Pembagian ini meliputi :
0-7 tahun, disebut sebagai masa kecil, masa bermain
7-14 tahun, masa anak-anak, masa belajar atau masa sekolah
14-21 tahun, masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
Prof. Kohnstamm dalam bukunya “persoonlijkheid in wording” membagi perkembangan kedalam beberapa fase sebagai berikut:
1. Masa bayi atau masa vital
2. Masa anak kecil, masa esthetis
3. Masa nak sekoalh, masa intelektuil
4. Masa pubertas dan adolensasi, masa social
5. Manusia yang sudah matang
Menurut Kohnstamm, manusia selalu dalam proses perkembangan, ia tidak akan pernah selesai walaupun dengan bertambahnya usia.
Johan Amos Comenius (1592-1671) dalam bukunya “didactica Magna” menitik beratkan aspek pengajaran dari proses pendidikan dan perkembangan anak. Comenius membagi periode perkembangan sebagai berikut:
0-6 tahun, periode sekolah-ibu, semua usaha bimbingan-pendidikan berlangsung ditengah keluarga terutama oleh ibu.
6-12 tahun, periode sekolah-bahasa-ibu. Anak baru mampu menghayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri atau bahasa ibu. Bahasa ibu digunakan untukl berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan impresi dari luar berupa pengaruh, sugesti, serta transmisi kulturil (pengoperan nilai-nilai kebudayaan) dari orang dewasa.
12-18 tahun, periode sekolah-latin anak mulai diajarkan bahasa latin atau bahasa kebudayaan, agar anak bisa mencaapi teraf yang beradab dan berbudaya.
18-24 tahun, periode-universitas anak mudah mengalami proses pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah dan mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan.

E. Konsep Dasar Tentang Perkembangan Peserta Didik
Konsep-konsep dasar yang berkenaan dengan perkembangan peserta didik adalah pertumbuhan, kematangan, kedewasaan, perkembangan,, perkembangan yang normal.
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah pertamabhan secara kuantitatif dari substansi atau struktur yang umumnya ditandai dengan perubahan-perubahan biologis pada diri seseorang ayng menuju ke arah kematangan. Pertumbuhan fisik berjalan dengan cara yang berbeda-beda. Misalnya, pada otak,tinggi badan, perpanjangan tangan, pertumbuhan bahasa dan lain-lain.
Pertumbuhan ini bersumber dari bakat dan pengaruh lingkungan. Ada yang dominan antara bakat dengan lingkungan. Pada mata, telinga, kaki, tangan sangat ditentukan oleh heriditas peserta didik, keturunan keluarga, suku atau kombinasi antara keduanya, sedangkan pada pertambahan tinggi dan berat badan dipengaruhi oleh lingkungan yaitu factor makanan.
b. Kematangan dan maturasi
Kematangan adalah tingkat atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan sebelum ia dapat melakukan sebagaimana mestinya pada bermacam-macam tingkat pertumbuhan mental, fisik, social, dan emosional.
Kedewasaan (maturation) ialah kemajuan pertumbuhan yang normal kearah kematangan. Proses maturasi disebabkan oleh factor pertumbuhan dari dalam pada berbagai kapasitas dan struktur, misalnya pertumbuhan otot tangan sehingga dapat berfungsi untuk melakukan tujuan-tujuan khusus seperti menulis.
c. Perkembangan
Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelektual, emosional, spiritual, adalah hubungan satu sama lain. Misalnya perkembangan membaca, meliputi perkembangan otot mata, kapasitas membaca, kemampuan membedakan, perkembangan suara, pengalaamn, social, dan emosional. Perkembangan itu umumnya berjalan lambat, karena itu guru harus memperhatikan dengan teliti.
d. Perkembagnan yang normal
Perkembangan noramal dapat dilihat dari segi pola perkembangan individu peserta didik. Perkembangan ini berbeda untuk setiap individu seperti : yang lebih dulu pandai berjalan sedangkan yang lain lebih cepat berbicara. Selain itu perkembangfan juga dapat dilihat dari segi usia kronologis. Tingkat usia dijadiakn dasar untuk menentukan normal atau tidaknya perkembangan seorang siswa. Perkembangan yang normal dapat dilihat bahwa pada tingkat umur tertentu siswa telah daapat mengerjakan sesuatu yang belum dapat dianggap tidak normal.

F. Mengoptimalkan Kecerdasan Peserta Didik
Tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada adalah anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan. Cara yang baik untuk mengenali kecerdasan yang paling berkembang pada diri anak adalah dengan mengamati cara mereka memanfaatkan waktu luang. Mereka bebas memilih kegiatan yang disukainya.kecerdasan pada usia 4 tahun mencapai 50 %, usia 8 tahun 80% dan pada 18 tahun mencapai 100%, jadi pendidikan diusia dini sangat penting untuk membantu mengembangkan kecerdasan anak. Gardner menggunakan kata kecerdasan sebagia ganti bakat. Menurutnya, kecerdasan dapat diidentifikasi menjadi 9 kecerdasan yaitu: kecerdasan logis matematis, kecerdasan linguistic-verbal, kecerdasan spasial-visual, kecerdasan musiakl, kecerdasan kinetis-ragawi, kecerdasan naturalis, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan eksistensial. Sembilan kecerdasan ini sering dikerucutkan menjadi IQ (intelegence Quotient), EQ (emotional Quotient), dan SQ (spiritual Quotient).
a. IQ (intelegence Quotient)
IQ hanyalah mengukur sebagian kecil dari kecakapan. IQ juga bukan ukuran yang menentukan kesuksesan. Anak yang cerdas adalah anak yang bisa bereaksi secara logis dan berguna terhadap apa yang dialami di lingkungannya. IQ merupakan angka yang di[akai untuk menggambarkan kapasitas berpikir seseorang dibandingkan dengan rata-rata oranglain. Ex: Beethoven composer terkenal yang memiliki kemampuan luarbiasa di bidang musical, namun memiliki keterbatasan pada kemampuan matematika dan bahasa, ini berarti jika IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah tapi IQ yang tinggi belum tentu diikuti kreativitas yang tinggi.
Semua orang memiliki kecerdasan, tetapi tidak ada orang yang sama walau kembar sekalipun dan ini terjadi berkat pengaruh genetic dan lingkungan yang berbeda pada setiap orang.
b. EQ (emotional Quotient)
Kecerdasan emosional dapat dilatih pada anak sejak dini. Pencetus EQ adalah Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelegence. Salah satu pelajaran emosi yang paling mendasar bagi anak adalah bagaimana membedakan perasaannya.kecedasan IQ harus diiringi dengan kecerdasan EQ. dalam berbagai penelitian dalam bidang psikologi bahwa anak yang memiliki EQ tinggi adalah anak-anak yang bahagia, percaya diri, popular, dan lebih sukses. Adapun cara meningkatkan kecedasan EQ anak adalah :
1. Mengajarkan cara berpikir realistis dan optimis
2. Membuat kartu emosi
3. Orang tua hendaknya mendengarkan curahan hati anak
4. Orang tua hendaknya membacakan dongeng atau buku bersama
5. Bermain peran atau drama
6. Melibatkan anak dengan kegiatan olahraga atau organisasi
7. Banyak memberikan pujian dan motivasi kepada anak.
c. SQ (spiritual Quotient).
SQ (Spiritual Quotient) adalah kemampuan untuk memimpin diri, mengetahui tujuan hidup dan mengatasi frustrasi dan depresi. SQ membuat seseorang bersikap tidak egois dan memiliki empati kepada orang lain.
Belum ada penelitian yang terperinci mengenai SQ ini, akan tetapi SQ berhubungan dengan agama anak. SQ anak akan berkembang jika orang tua mampu dan bisa menerapkan fungsi keagamaan yang baik pada diri anak, kemudian di lanjutkan dengan lingkungan baik di rumah, sekolah, maupun linggkungan masjid.
Hasil penelitian dari Prof. Dr. Daniel Colleman, “bapak manajemen” dari AS menunjukkan bahwa keberhasilan seseorang hanya 20% dipengaruhi oleh IQ. Selebihnya 80% dipengaruhi oleh EQ dan SQ.
Di Indonesia, ada dua orang yang berjasa besar dalam mengembangkan dan mempopulerkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yaitu K.H. Abdullah Gymnastiar atau dikenal AA Gym, da’i kondang dari Pesantren Daarut Tauhiid – Bandung dengan Manajemen Qalbu-nya dan Ary Ginanjar, pengusaha muda yang banyak bergerak dalam bidang pengembangan Sumber Daya Manusia dengan Emotional Spritual Quotient (ESQ)-nya.
Dari pemikiran Ary Ginanjar Agustian melahirkan satu model pelatihan ESQ yang telah memiliki hak patent tersendiri. Konsep pelatihan ESQ ala Ary Ginanjar Agustian menekankan tentang :
1. Zero Mind Process; yakni suatu usaha untuk menjernihkan kembali pemikiran menuju God Spot (fitrah), kembali kepada hati dan fikiran yang bersifat merdeka dan bebas dari belenggu
2. Mental Building; yaitu usaha untuk menciptakan format berfikir dan emosi berdasarkan kesadaran diri (self awareness), serta sesuai dengan hati nurani dengan merujuk pada Rukun Iman
3. Mission Statement, Character Building, dan Self Controlling; yaitu usaha untuk menghasilkan ketangguhan pribadi (personal strength) dengan merujuk pada Rukun Islam
4. Strategic Collaboration; usaha untuk melakukan aliansi atau sinergi dengan orang lain atau dengan lingkungan sosialnya untuk mewujudkan tanggung jawab sosial individu
5. Total Action; yaitu suatu usaha untuk membangun ketangguhan sosial (Ari Ginanjar, 2001).














BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kesuluruhan dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Pengertian perkembangan yaitu suatu perubahan, kearah yang lebih maju, lebih dewasa, secara teknis perubahan itu merupakan proses. Proses disini menurut para ahli berbeda pendapat. Pendapat itu digolongkan menjadi aliran-aliran diantaranya asosiasi, gestalt, dan sosiologis. Sedangkan peserta didik berarti setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat.
2. Perkembangan memiliki tugas yang dibagi dalam tugas perkembangan di masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa awal, masa setengah baya, dan masa orang tua.
3. Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik menurut para ahli di bagi dalam aliran Nativisme, empirisme dan konvergensi.
4. Dalam perkembangan peserta didik mengalami beberapa fase. Menurut Kohnstamm, manusia selalu dalam proses perkembangan, ia tidak akan pernah selesai walaupun dengan bertambahnya usia.
5. Konsep dasar perkembangan peserta didik adalah pertumbuhan, kematangan dan maturasi (kedewasaaan), perkembangan dan perkembangan yang normal.
6. Dalam meningkatkan IQ, EQ dan SQ orang tua harus mengetahui bagaimana memicu stimulant-stimulan yang berpengaruh pada otak anak begitu juga guru atau pendidik.

B. Saran
Anak selalu berkembang seiring dengan zaman, anak-anak zaman sekarang berbeda dengan anak-anak zaman dahulu dan masa depoan untuk itu perlu di tingkatkan adanya sosialisasi bagi guru, pendidik, calon pendidik dan orang tua peserta didik demi memajukan bangsa Indonesia.





DAFTAR PUSTAKA



Dr. H. Ahmad Fauzi. 2008. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka setia
Dra. Kartini Kartono. 1986. Psikhologi Anak. Bandung : Alumni
Prof. Dr. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Sri Widayati, Dra. Utami Widijati. 2008. Mengoptimalkan 9 Zona Kecwerdasan
Anak. Yogyakarta : Luna Puplisher
Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali.

http://massofa.wordpress.com/2008/04/25/hakikat-pertumbuhan-dan-perkembangan-peserta-didik-bag-2/
http://ipotes.wordpress.com/2009/06/06/konsep-dasar-perkembangan-belajarpeserta-didik/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/iq-eq-dan-sq-dari-kecerdasan-tunggal-ke-kecerdasan-majemuk/

metopen

Metopen
Proses penelitian
Research problem  hyphothesis or question

Procedures/design  instrumentation -- definition

Data analysis samples literature review

RP:permasalahan-permasalahan yang muncul pada penelitian, masalah muncul ketika idealita berbeda dengan realita
H:ford(2000) memiliki 3 arti kata al:
a. Teori:sekumpilan dugaan yang dimaksudkan sebagai penjelasan
b. Postulat: sebuah dugaan,gaagsan baru/yang belum terexplorasi
c. Hipotesis:sebuah pernyataan yang akan diuji melalui penelitian
LR: studi perpustakaan. Membaca buku2 tentang yang bersangkutan
Samples:jml yang banyak tdk memungkinkan peneliti semua sehingga harus diambil samples

Hal2 yg perlu diperhatikan dlm proses penelitian]
a. Links 2 previous study
Harus ada keterkaitan dengan penelitian2 yang pernah dilakukan yang mungkin sudah dikaji oleh org lain dlm konteks dan penekanan yang berbeda
b. Rationale, theory, point of review
Untuk melihat permasalaahn (jangan common sense(pandangan orang awam) lihat dari konsep teory. Permasalahan dimulai dari landasan teoritis dan gunakan argumentasi. Jabarkan karakteristik antar variable n lihat keterhubungannya.
Diperoleh mll study literature:
- Eksplorasi: tenteang permasalahan, variable,dll
- Rationale: logika berdasarkan konseptual dalam hal permasalahan.
- Point of view : gambaran apa yang digunakan (poin2nya)
c. Questions, hyphothesis, models
Mengembangkan penelitian.hipotesis. model disini adalah model desain penelitian
d. Design
Berisiskan lingkup kajian (subjek), dalam situasi manatreatment(perlakuan) apa yang dilakukan jika penelitian itu eksperimen, observasi pengukuran dalam pengolahan data, dasar untuk mengukur perubahan, indicator,.prosedur alas an menggunakan salah satu metode dan langkah2 pelaksanaan
e. Analysis
Bagaimana mengolah data dan bagaimana analysis dilakukan. Dilakukan pembahasan (temuan2 diakji berdasarkan teori yang digunakan sehingga kana muncul prinsip2 baruu. Kajian ini dilakukan berdasarkan manfaat teoritis
f. Link 2 next study
Pada rekomendasi ada saran untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Ruang lingkup penelitian
Komponen proses penelitian:7an,interaksi,lingkungan
Landasan mendidik:peserta didik, kemampuan karakteristik, perkembangannya
Perbuatan mendidik : pngajaran, pembelajaran latihan pengembangan potensi penguatan, pemahaman, pemecahan masalah, bimbingan siswa(praktek pendidikan)

Lingkup penelitian pendidikan
Pendidikan teoritis:kajian filosofis tentang pendidikan, orientasi pendidikan(transmisi, transaksi,transformasi),konsep2 pendidikan
Pendidikan praktis:berdasarkan lingkungan2 dan kelompok usia, jenjang,bidang study dan jenis

Ilmu pengetahuan metode ilmiah dan penelitian
Pendekatan ilmiah Pendekatan non ilmiah
Permasalahan jelas n spesifik
Maslah merupakan hal yang dapat diamati diukur secara empiris
Jawaban permasalahan didasarkan pada data
Proses pengumpulan n analisis data serta pengambilan keputusan berdasarkan logika yg bnr
Kesimpulan siap/terbuka untk diui orla
Exp:penggunaan metode ilmiah Kabur/abstrak
Tdk selalu diukur scr empiris Dapat bersifat supranatural/dognatis
Jawaban tidak diiperoleh dari hasil pengamatan data lapangan
Kesimpulan tidak berdasarkan pd hasil pengumpulan dan analisis data scr logis
Kes. Tdk dpt diuji olh orla
Exp:penggunana akal sehat,prasangka,intuisi, penemuan scr kebetulan n cb2.pendapat otoritas ilmiah n pikiran kritis
Pengertianilmupengetahuan
Bangunan atau akumulasi pengetahuan yang diperoleh sepanjang sejarah perkembangan pengetahuan manusia.IP dianggap sbg produk.ex: Einstein dgn e=mc2,newton dgn teori gaya dll
Pengetahuan yang diperoleh mll prosedur ilmiah(metode ilmiah)IP dianggp sbg proses dipweroleh scr logis (dasar n alas an yang deductive rasional)untuk menjelaskan suatu gejala diuji secara empiris sehingga bersifat terbuak. Ex lahirnya IP n Tech. kmputer
Fungsi IP: menerngkan gejala,memahami hakikat gejala, meramalkan kejadian yg kana dating, mengendalikan gejala.
Cirri IP: mempunyai objek kajian,metode pendekatan,disu2n scr sistematis, bersivat universal(legimated)
Metode ilmiah
Adl mekanisme atau cara mendapatkan pengetahuan dengan procedure yang didasarkan pda suatu structure logis yang terdsiri dari tahapan kerja
- Adnya kebutuhan obyektife,perumusan maslah,pengumpulan teori, perumusan hipotesis,pengumpulan data/informasi/fakta,analisis data,penarikan kesimpulan(disebut daur logico-hypothetico-verifikatif
Sifat metode ilmiah
Efisien dlm penggunaan SD(tenga,biaya,waktu), terbuak(dpt dipakai olehsiapa saja), teruji(prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan
Pola pikir dlm MI
- Induktif:pengambilan kesimpulan scr khusus yang bersifat khusus mjd kesimpulan yag bersifat umum.ex: umbuhan akan mati, hewan akan mati, manusia akan mati (@khusus).kes:semua mh akan mati (umum)
- Deduktif:pengambilan kes dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus. Ex: semua manus akan mati (umum), aris adalah manusia(khusus).kes:aris akan mati (khusus)
Sarana berfikir ilmiah
Logika matematika
Deduksi

Khasanah ilmu  dunia rasional,dunia empiris  ramalan(hypothesis)

Induksi  fakta  pengujian
Statistika meodelogi penelitian
kesimpulan : metode ilmiah menjadi kerangka dasar kegiatan penelitian dmn didialam penelitian akan berisi penerapan ilmiah



bgn. keterkaitan ilmu pengetahuan, metode ilmiah n penelitian

Tugas IP n penelitian
- Mencandra mengadakan diskripsi
- Menggambarkan secara jelas n cermat hal2 yang dipersoalkan
- Menerangkan/eksplanasi.menerngkan kondisi2 yang mendasari terjadinya peristwa gejala
- Menyusun teori.mencari dan merumuskan hukum2 mengenai hubngan antara kondisi yang satu dengan yang lain untuk hubungan peristiwa yg 1 dgn yg ln
- Membuat prediksi /peramalan.membuat peramalan estimasi n proyeksi mengenai peristiwa2 yang bekal terjadi atau gjla2 yang akan muncul
- Melakukan pengendalian.mlkkn tndakan guna mengendalikan peristiwa2 atau gjl2
Permasalahan penelittian
Oxford(1995) mslh adalah apasaja yang sulit untuk diuraikan dipecahkan atau dimengerti. Pertanyaan untuk ditemukan jawabanya atau pemecahannya dengan pemberian ala an atau penghitungan yang tepat.
KBBI(2001) masalah diartikan sbg sesuatu yang harus dipecahkan
Memilih mslh penltian perlu dilakukan dengan identifikasi masaalh dengan cara:
- Analisis literaturwe terutama pubvliaksi hsil2 penelitian yg relevan.rekomendasi tindak lanjut hasil penelitian
- Kerja n kontrak professional bidang keilmuwan.forum2 ilmiah
- Pernyataan pemegang otoritas, baik ilmuwan/birokrasi
- Pengamatan sepintas atas suatu kejadian atau peristiwa t3
- Pengalaman pribadi penelitian dlm t3 yang menarik untuk diteliti.

Pertimbangna dlm memilih masalah : pertmb ilmiah,non ilmiah, dari sudut pandang penelitt
a. Pertimbangan ilmiah
Apakah mslh tsb dpt diteliti scr ilmiah?yaitu masalah yg realitasnya diamati n datanya tersedia n dapat dikumpulkan
Apkah mslh tsb memberikan manfaat dlm pengembangan IP?
Dgn metode bagaimana mslh dapat diteliti?
b. non ilmiah
apa manfaat hasil penelitian bg kepentingan praktis/masy?
Apkh mslh terlalu peka untk diteliti?resistensi social,bdy,ideolegi?
c. Peneliti
Penguasaan teori n metodelogi,minat peneliti thd masalah, kemampuan pengumpulan n analisis data,ketersediaan waktu,dana dan sumber daya.
Cirri khusus masalah penelitian:mencerminkan kebutuhan yg dirasakan,mrpkn kenyataan yang bnr2 ada yg merupakan hasil dr proses identivikasi masalah,relevan/permasalahan yg benr2 baru dan dapat dilaksanaakan dengan baik dan benar.

Penelitian adl kegiatan untuk meperoleh fakta2 atau prinsip2 (baik kegiatan untuk penemuan, pengujian/pengembangan)dr suatu pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat n mengaanalisis data yang dikerjakan scr sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan (metode ilmiah)
7an penelitian: menemukan fakta/prinsip/produk yang baru dr suatu pengetahuan(eksploratif), menguji kebenaran atas fakta/prinsip/produk yang baru dr suatu pengetahuan yang sudah ada(verifikatif), mengembangkan fakta/prinsip/produk yang baru dr suatu pengetahuan yang sudah ada(development)
Daur hidup penelitian


Penelitian merupakan proses yang tidak akan berhenti
Macam2 penelitian
Mnrt 7an:P. eksploratif, P.verifikatif, P.development
Mnrt proses : P.dokumenter, P.eksperimen
Mnrt taraf kesimpulan: P.diskriptif, P.interferensi
Mnrt t4: P.laboratorium, P.perpustakaan, P.lapangan
Mnrt pemakaian: P.murni, P.terapan
Mnrt metode pendekatan: P.kuantitatif, P.kualitatif
Kebijksanan penelitian di PT
Pengembangan IPTEKS, pengembangan kelembagaan/organisasi(PT), menunjang pembanguan
Dosen:penelitian merupakan slh st kegiatan dalam 3 dharma PT
Mahasiswa:penelitian pemula yang diwujudkan dlm karya ilmiah (skripsi/proyek akhir)
Kebutuhan dasarpenelit (bersifat teknis)
Kemampuan keilmuan(penelitu memp kemampuan dlm bidng ilmu t3)
masalah (peneliti mempunyai masalah yg akna ditelit)
sumber daya pendukung(pnlti memp ckup sumber daya pendukung –biaya,tenaga,waktu n saran fasilitas)
metodelogi penelitian(peneliti mapu memilih/ menggunakan metodelogi penelitian yang tepat jenis n sumberdata, smpling,metode n alat pengumpulan data, metode analisis data
etiak penelitian non teknis
- Norma sopan santun:memprhatikan konvensi n kebiasan dlm tatanan d masy
- Norma hokum:bla terjadi pelanggaran mkpenelti akan terkena sanksi
- N.moral:penelti memp itikad n kesadaran yg baik n ju2r dlm penelitian


Eks pelanggaran etiak:
Pengubahan, penyalah guanaan,pengakuan n pengguanaan, data/informasi (manipulasi data/inf) tanpa ijin; publikasi hsil penelitian penugsan tnp ijin, tidak merahasiakana sumber data yang semestinya dirahasiaakan,tidak menghormati responden,menjiplak hasil penelitian orla tanpaijin (plagiat), tidak menyusun laporan hasil peneltian
Criteria peneliti
Kompeten:menguasai mampu melakukan penelitian, bidang ilmu sesuai dgn bidang penelitian
Obyektif:tidak mencampur adkkan pendapat sendiri dgn kenyataan
Jujur:tidak memaksakan unsure subyektivitas ke dalam fakta
Factual :bekerja berdasarkan fakta
Terbuka:bersedai meneriam masukan dari orang lain, bersedia di uji kebenaran hasil penelitiannya oleh orang lain
























Metodelogi penelitian
Digunakan dalam melaksanakan penelitian
Dasar penyusunan rancangan penelitian
Merupakan penjabaran dr metode ilmiah scr umum

Beberapa aspek dlm pemilihan metopen
7an penelitian dan Sifat masalah yang akan diselesaikan (tergantung jenis penelitian

Beberapa aspek dalam menyusun rancangan penelitian
-cara pendekatan apa yang akn digunakan?
-metode apa yang akan dipakai
-Strategi apa yang kiranya paling efektif?

Macam2 metopen
Didasarkan pada jenispenelitiannya
a. penelitian historis
b. penelitian diskriptif
c. penelitianperkembangan
d. p.kasus n p. lapangan
e. p.korelasional
f. p.eksperimental
g. p.tindakan
a. p.historis
7an untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis n obyektif dgn cr mengumpulkan, mengevaluasi,memverivikasi,serta mensintesakan bukti2 untuk menegakkan fakta n memperoleh kesimpulan yang kuat
Cirri:
Data yang diolah biasanya data yang diobserfasii or.la (dt 2nd) shg keasliannya ketepatan n sumber data perllu diperhatikan
Untuk memeriksa bobot data dilakukan dengan kritik internal n eksternal
Kritik internal:menguji motif, kejujuran n keterbatasan peneliti dlm pengumpulan dta
Kritik eksternal:relevansi keaslian n akurasi data
Langkah2 pokok
Definisikan masalah
Rumuskan 7an penelitian n hipotesis
Kumpulkan data (primer/ sekunder)
Evaluasi data (kritik internal n eksternal)
Tuliskan laporan
Contoh penelitian:
Studi mengenai praktek ijon petani dengan di daerah pedesaan jawa tengah
Unutk memhami dasar2nya watu lampau.menguji apakah system ion masih diperlukan di masa skg
Menguji oleh nilai2 sosial t3 serta solidaritas memainkan peranan penting dalam bebragai kegiatan ekonomi pedesaan.
b. penelitian diskriptif/p.survey
7an:untuk membuat pencandraan/gambaran secara sistematis factual n akurat mengenai fakta2 dan sifat2 pada suatu obyek penelitian t3
Cirri
Tidak ada: pengujian, hipotesis,peramalan,pencarian implikasi hubungan antara variable penelitian(korelasional)
Memerlukan data yang benar2 representatif mewakili obyek penelitian
Proses pengambilan sampel penelitian harus hati2
Langkah2 pokok
Definisikan 7an scr jelas n spesifik
Rancang metode pendekatannya,data apa yang akn dikumpulkan?bgmana cara pengumpulannya?alat apa yang akan digunakan untuk pengumpulan data? Siapa sumber datanya?siapa yang bertugas mengumpulkan data?dll
Kumpulkan data
Tliskan laporan
Ex: studi mengenai kebutuhan tenaga kerja dalam bidang computer tahun ajran 200?
Survey mengenai pendapat umum mahasiswa untuk menilai sikap pada mahasiswa thd rencana perubahan kurikulum.
c. Penelitianperkembangan
7an penelitian : untuk mnyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan / perubahan suatu obyek gejala sbg fungsi waktu
Cirri
Penelitian ini menuntut pengamatan yang berkelanjutan (kontinu)
Dapat dilakukan scr longitudinal(fungsi waktu) maupun cross sectional
Langkah2 pokok
Definisikan masalh n rumusan 7an
Lakukan telaah pustaka
Rancang metode pendekatannya
Kumpulkan data
Evaluasi data
Susun laporan hasil evaluasi
Ex: studi mengenai perkembangan tingkah laku anak umur 0-10 thn
Studi mengenai pengaruh bantuan data IDT pd pewningkatan perekonomian pedesaan
Penelitian mengenai pengaruh kepersetaan
d. p.kasus n p. lapangan
7an untuk mempelajari scr intensif tt latar belakang keadaan skg n interaksi linkungkan suatu unit social, individu, kelompok,lembaga/masyarakat
Cirri
Objek p berapa unit social t3
Sampel sedikit tetapi variable pengamatan banyak
Kesimpulan terbatas pd unit sampel t3 n tidak dapat digeneralisasi pd tingkat populasinya (cenderung subjektif)
Langkah2 pokok
Rumuskan 7an yg akan dicapai
Rancang metode pendekatannya
Kumpulkan data
Organisasikan data n informasi mjd sebuah rekontruksi yang terpadu
Susun laporan n disusikan hasilnya
Contoh penelitian
Studi lapangan mengenai kebudayaan petani nelayan di wilayah pesisir
Studi kasus mengenai kehidupan anak jalanan
Ex: pnlitian tt tipologi pedagang kaki lima di seputar simpang lima
e. p.korelasional
7an untuk mengetahui hubungan antara variable2 penelitian
Cirri
Cocok digunakan jika variable yang diteliti rumit dan tidak dapat diteliti dengan metode eksperimen(tdk dpt di manipulasi/dikontrol)
Memungkinkan pengukuran beberapa variable n saling hubunganya scr serentak dlm keadaan
Output di penelititan ini adl taraf/tinggi rendahnya hubungan bukan ada/tidaknya saling hubungan kausal.
Langkah2 pokok
Definisikan masalah
Lakukan telaah pustaka-tinjauan skripsi penelitian terdahulu yang terkait
Rancang cara pendekatannya
Kumpulkan data
Analisa data dan buat interprestasinya
Susun laporan
Ex: studi analisis faktor2 yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa
Hub antara tingkat permintaan barang berdasarkan tingkat harga barang.
f. p.eksperimental
7an:untuk menyelidiki hub sebab akibat dgn cara mengenakan kpd satu atau lebih kelompok eksperimental suatu kondisi/perlakuan n membandingkannya dg kel exs yg tdk dikenai kondisi/perlakuan
Cirri
Menuntut pengaturan variable n kondisi/perlakuan exs
Menggunakan kel. Control n kel exs
Menggunakan hipotesis terutama tt akibat perbedaan perlakuan
Langkah
Lakukan survey kepustakaan/studi mslh
Identivikasi n devinisikan masalah
Rumuskan hipotesis berdasarkan studi pustaka
Definisikan pengertian2 dasar n variable utama
Susun rancangan penelitian
Laksanakan exs
Organisasikan data hasil exs
Analisis data n lakukan pengujian hipotesis dg SPSS
Interprestasi hsl analisis diskusikan n susun laporan
Ex:pengaruh penambahan dosos pupuk a thd peningkatan hsl panen padi
g. p.tindakan
7an:untuk mengembangkan ketrampilan2 baru cara pendekatan baru/produk pengetahuan yang baru n untuk memecahkan masalah dgn penerapan langsung di dunia actual/lapangan
Cri
Praktis n langsung relevan dgn situasi actual di lapangan (empiris)
Menyediakan kerangka kerja/sistematika yang teratur untuk memecahkan mslh n perkembangan bru yg lebih baik
Fleksibel n adaptif, memperbolehkan perubahan2 slm masa penelitian (inovatif)
Tdk sll menuntuut adanya hipotesis n control variable
Langkah
Definisikan masalah n tetapakn 7san
Lakukan telaah/studi pustaka
Rumuskan hipotesis/strategi pendekatan yang spesifik
Susun rancangan penelitian n jelaskan prosedur2 serta kondisinya
Tentukan criteria evaluasi n teknik pengukuran untuk umpan balik
Laksanakan eksperimen
Analisis data, evaluaisi n susun laporan
Ex
Penelitian di bidang pemanfaatan teknlg kmputer
Penelitian mengenai program pencegahan kecelakaan lalu lintas bagi pengemudi
Pewmbudayaan tng putus skh pd kewirausahaan