Rabu, 28 Desember 2011

metopen tugas

PROPOSAL SKRIPSI
PERSEPSI GURU PAI MENGENAI KTSP DI TINGKAT MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN PALIYAN GUNUNGKIDUL
Mata kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen ampu: Drs. Syamsudin, M.Pd.



Oleh:
KURNIA SETIA NINGRUM
20080720206

FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2010
PERSEPSI GURU PAI MENGENAI KTSP DI TINGKAT MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN PALIYAN GUNUNGKIDUL

A. Latar belakang
Karim (2002) berpendapat bahwa upaya peningkatan mutu pendidikan, salah satunya adalah dengan perubahan kurikulum, sehingga mulai cawu 2 tahun ajaran 2001/2002 sudah diperkenalkan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang merupakan pengembangan kurikulum 1994, dan kini dikenalkan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang hampir sama dengan KBK. (Joko Susilo, 2006: 10).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu wujud dari usaha pembaharuan peningkatan mutu pendidikan UU RI nomor 20 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan mengamanatkan setiap satuan pendidikan untuk membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. (Laela Mufida, 2007 : 3)

Dalam KTSP peran guru lebih dominan terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, baik secara tertulis dan praktek langsung dalam kelas. Sebelum melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru perlu mengerti dan memahami Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan mempunyai persepsi yang benar tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Akan tetapi kenyataannya sekarang, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) belum sepenuhnya dilaksanakan oleh seluruh sekolah khususnya di Gunungkidul, karena ketidak mengertian guru mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam mengembangkan identitas budaya dan bangsanya, memandirikan dan mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kondisi lingkungan. dalam ktsp peran guru lebih dominan. (Laela Mufida, 2007 : 3)

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membahas “Persepsi Guru PAI Mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Tingkat Menengah Pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul.”

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul?
2. Bagaimana persepsi guru PAI mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul?
3. Apa kendala yang dialami guru PAI mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul?

C. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan
a. Agar mengetahui pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul
b. Untuk mengetahui persepsi guru PAI mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul.
c. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kendala yang dialami guru PAI mengenai pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Kecamatan.
2. Kegunaan penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan baru bagi dunia pendidikan dan sumbangan bagi keilmuan demi prospek pendidikan dewasa ini dan yang akan datang. ( Sapta Wibawa, 1997 : 10 ).
b. Manfaat praktis
1) Dapat memberikan masukan kepada sekolah-sekolah yang belum melaksanakan program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di kecamatan Paliyan Gunungkidul.
2) Dapat menambah pengetahuan bagi guru-guru yang tidak atau belum mengerti tentang bagaimana KTSP khususnya di sekolah menegah pertama kecamatan Paliyan Gunungkidul.
D. Tinjauan pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Laela Muffida yang berjudul Persepsi Guru Mengenai Pelaksanaan KTSP di Smp N I Warungasem Kecamatan warungasem Kabupaten Batang Tahun 2007/2008 menyimpulkan bahwa guru SMP Negeri I Warungasem Batang mempunyai persepsi baik mengenai pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) baik berdasarkan pengetahuan maupun sikap, dilihat dari indicator antara lain: Hakekat KTSP berdasarkan pengetahuan diperoleh mean rata-rata sebesar 66.67% termasuk dalam kategori baik dan berdasarkan sikap diperoleh rata-rata 67.28%, termasuk dalam kategori baik. Pengembangan KTSP berdasarkan pengetahuan diperoleh mean sebesar 66.67 termasuk dalam kategori baik dan berdasarkan sikap diperoleh rata-rata 87.5% termasuk dalam kategori sangat baik. Cara membuat RPP berdasarkan pengetahuan diperoleh rata-rata 92.59% rata-rata 78,27%, termasuk dalam kategori baik. Pembelajaran dan penilaian berbasis KTSP berdasarkan pengetahuan diperoleh mean (rata-rata) sebesar 88,89%, termasuk dalam kategori sangat baik dan berdasarkan sikap diperoleh rata-rata 79,07%, termasuk dalam kategori baik. Hambatan dalam KTSP berdasarkan pengetahuan diperoleh mean (rata-rata) sebesar 77,78%, termasuk dalam kategori sangat baik dan berdasarkan sikap diperoleh rata-rata 82,87%, termasuk dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian Siti kalimah Fakultas Ilmu Social Jurusan ekonomi di Universitas Negeri Semarang pada tahun 2006 yang berjudul Pengaruh motivasi mengajar terhadap persepsi guru mengenai implementasi muatan lokal ekonomi syariah Di SMP/MTs Tasikmalaya di dapat kesimpulan bahwa dengan adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara motivasi mengajar terhadap persepsi guru mengenai implementasi muatan lokal ekonomi syariah di SMP/MTs. Tasikmalaya. Hal tersebut mengindikasikan adanya suatu kondisi apabila motivasi mengajar guru mengalami kenaikan maka persepsi guru mengenai implementasi muatan lokal ekonomi syariah mengalami kenaikan. Demikian pula sebaliknya, apabila motivasi mengajar guru mengalami penurunan maka persepsi guru mengenai implementasi muatan lokal ekonomi syariah mengalami penurunan.
Kedua peneliti diatas membahas persepsi guru secara umum. Peneliti pertama membahas persepsi guru mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri sedangkan peneliti kedua membahas tentang persepsi guru mengenai implementasi muatan lokal yang dipengaruhi oleh motivasi belajar di MTs, tetapi penelitian saya merupakan penelitian mengenai persepsi guru mengenai KTSP dan dikhususkan pada Guru Pendidikan Agama Islam di seluruh sekolah tingkat Menengah Pertama yang ada di Kecamatan Paliyan Gunungkidul.
E. Kerangka teoritik
a. Persepsi
1. Pengertian
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan itu dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan pencium (Slameto, 2003: 102).

Menurut Davidoff (1981) persepsi didefinisikan sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri (Walgito, 2002: 70).

2. Objek Persepsi
Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Manusia itu sendiri dapat menjadi objek persepsi, ini yang disebut sebagai persepsi diri atau self-perception. Bila objek persepsi terletak di luar orang yang mempersepsi, maka objek persepsi dapat bermacam-macam, yaitu dapat berujud benda-benda, situasi dan juga dapat berujud manusia.
Objek persepsi dapat dibedakan atas objek manusia dan non-manusia. Bila objek persepsi berujud benda-benda maka disebut persepsi benda (thing perseption) atau juga disebut non-social perception, sedangkan bila objek persepsi berujud manusia atau orang maka disebut persepsi sosial atau social perception. Kaitannya dalam penelitian ini obyek persepsi yang dimaksud adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Tingkat Menengah Pertama di Paliyan Gunungkidul. (Laela Mufida, 2007 : 9)

3. Proses terjadinya persepsi
Menurut Walgito (1983: 50), Proses terjadinya persepsi dapat diuraikan sebagai berikut:
Objek persepsi akan dipersepsi oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminkan oleh sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam mempersepsi objek, individu akan dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, cakrawala, keyakinan dan proses belajar, dan hasil proses persepsi ini akan merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenai obyek, dan ini berkaitan dengan segi kognisi. Afeksi akan mengiringi hasil kognisi terhadap objek sebagai aspek evaluatif, yang dapat bersifat positif atau negatif. Hasil evaluasi aspek afeksi akan mengait segi konasi, yaitu merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap obyek, kesiapan untuk bertindak, kesiapan untuk berprilaku. Keadaan lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap obyek maupun pada individu yang bersangkutan.
Obyek: Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh, Kepribadian Kognisi, Afeksi, Konasi.
Sikap: evaluasi, Senang/tidak senang, Kecenderungan, bertindak.
Dalam proses terbentuknya persepsi tersebut, terdapat tiga aspek sikap yang menonjol dalam diri individu yang bersangkutan sebagai berikut:
1) Aspek kognisi, yaitu menyangkut pengharapan, cara mendapatkan pengetahuan atau cara berfikir dan pengalaman masa lalu. Individu dalam mempersiapkan sesuatu dapat dilatarbelakangi oleh adanya aspek kognisi, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu berdasarkan dari keinginan atau pengharapan dari cara individu tersebut memandang sesuatu berdasarkan pengalaman dari yang pernah didengar atau dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.
2) Aspek konasi, yaitu yang menyangkut sikap, perilaku, aktivitas, dan motif. Individu dalam mempersepsikan sesuatu bisa melalui aspek konasi yaitu pandangan individu terhadap sesuatu yang berhubungan dengan motif perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.
3) Aspek afeksi, yaitu yang menyangkut emosi dari individu. Individu dalam mempersepsikan sesuatu bisa melalui aspek afeksi yang berlandaskan pada individu tersebut, hal ini dapat muncul karena adanya pendidikan moral dan etika yang di dapat sejak kecil. Pendidikan tentang etika dan moral inilah yang akhirnya menjadi landasan individu dalam memandang sesuatu yang terjadi disekitarnya.

Dengan objek penelitian KTSP maka guru mempunyai persepsi yang berbeda-beda baik positif maupun negatif terhadap KTSP.

b. Guru
Dalam bahasa arab guru dikenal dengan al-mualimin atau al-ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim(Laela Mufida, 2007: 18). Dalam penelitian ini guru dikhususkan pada guru PAI sehingga guru PAI mempunyai pengertian orang yang membangun aspek spiritualitas manusia pada umumnya. Guru PAI sebagai vigur pusat perhatian peserta didik, sehingga seorang guru hendaknya memiliki kemampuan akademis dan ilmu serta mempunyai sikap yang bisa diteladani, bertanggungjawab dan memiliki tingkat keagamaan yang tinggi untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang berilmu lagi berakhlak.
Guru tidak lagi hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga mampu menjadi fasilitator agar diperoleh hasil belajar yang optimal.

c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Menurut Laela Mufida (2007) hakikat KTSP meliputi:
a. Landasan
1. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional (sisdiknas).
2. Peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
3. Standar isi (SI) mencakup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Yang termasuk dalam standar isi yaitu standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dari setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar menengah. SI ditetapkan dengan kepmendiknas No. 22 tahun 2006.
b. Pengertian
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing tingkat satuan pendidikan.
c. Karakteristik
Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu:
Pemberian otonomi luas pada kepala sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, team kerja yang kompak dan transparan.
d. Latar belakang kebijakan KTSP
Sejalan dengan otonomi daerah di bidang pendidikan, pemerintah pusat lebih banyak berperan dan berkewajiban menyusun standar-standar pendidikan No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
e. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam mengembangkan kurikulum.
f. Kendala-kendala Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah
Kendala yang dapat dialami yaitu :
- KTSP menuntut pengembangan dan penyusunan kurikulum kepada guru. Guru merasa kesulitan karena selama ini guru terbiasa melaksanakan kurikulum dari pusat.
- Kurangnya pemahaman guru mengenai KTSP. Meskipun sudah hampir 4 tahun (2006 s/d 2010) KTSP belum banyak dipakai di sekolah-sekolah khususnya daerah-daerah pedesaan.
- Pada dasarnya KTSP memberikan otonomi yang luas kepada kepala sekolah. akan tetapi hal ini tidak sesuai karena masih terikat dengan kebijakan para pemegang kekuasaan pendidikan.
- Terbatasnya sarana dan prasarana kurikulum yang merangsang guru lebih kreatif.
- Sulitnya penyusunan silabus yang begitu mendetail dan akurat sedangkan guru PAI banyak yang sudah cukup umur (tua).
- Masih rendahnya mutu dan keprofesionalisasian guru.

Oleh karena itu apabila guru mempersiapkan KTSP secara baik maka akan baik/ positif pula sikapnya, untuk itu apabila persepsi ini dikaitkan terhadap KTSP maka persepsi terhadap KTSP diartikan sebagai suatu proses penafsiran, pengorganisasian, penginterpretasian terhadap KTSP sehingga merupaka sesuatu yang berarti merupakan respon yang menyatu dalam diri individu (Guru PAI di Kecamatan Paliyan). Dalam hal ini Guru PAI pada tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan merespon hal-hal yang berkaitan dengan KTSP dengan pengetahuan dan sikap yang dimiliki, sehingga dalam merespon, Guru PAI tingkat menengah pertama di Kecamatan Paliyan membutuhkan pemahaman tentang KTSP.

F. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian
Tujuan dari penelitian survey untuk membuat pencandraan/ gambaran secara sistematis factual akurat mengenai fakta dan sifat pada suatu obyek penelitian tertentu, dengan ciri-ciri antara lain tidak ada pengujian, hipotesis, peramalan, pencarian implikasi hubungan antar variable penelitian (korelasional), memerlukan data yang benar-benar representatif mewakili obyek penelitian, proses pengambilan sampel penelitian harus hati-hati. ( Drs. Syamsudin, M.Pd, 2010). Berdasarkan teori di atas maka penelitian ini merupakan penelitian diskriptif atau survey.

2. Penegasan konsep dan variable penelitian
Variable penelitian harus mengandung variable yang jelas sehingga memberikan gambaran data dan informasi apa yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Variable adalah subyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 94).

Berdasarkan pengertian diatas maka subyek penelitian ini adalah persepsi guru mengenai pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penelitian ini mengungkap data persepsi guru PAI mengenai pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang meliputi semua isi tentang KTSP.

3. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru PAI di kecamatan Paliyan Gunungkidul sebanyak 30 orang. Di kacamatan Paliyan terdapat 6 (enam) sekolah tingkat menengah yaitu Mts Muhammadiyah Sodo, Mts Muhammadiyah Mulusan, SMP Muhammadiyah 1 Paliyan, SMP Muhammadiyah 2 Paliyan , SMP Negeri 1 Paliyan, dan SMP Negeri 2 Paliyan. Masing-masing sekolah terdapat guru PAI dengan jumlah yang sama yaitu 5 orang guru PAI.

4. Tekhnik Pengumpulan Data
a. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto, 2002: 128). Dalam hal ini angket diberikan kepada guru-guru PAI (subjek penelitian) diseluruh sekolah menengah pertama di Kecamatan Paliyan Gunungkidul.
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2002:132).
Wawancara dilakukan kepada responden yaitu 30 guru PAI dengan rincian 5 guru PAI dimasing-masing sekolah.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber dari tulisan (Arikunto, 2002:135). Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian berupa jumlah guru PAI, nama guru PAI dan lain-lain.

5. Teknik Uji Validitas Dan Reabilitas
a. Validitas
Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variable yang dimaksud. Validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrument secara keseluruhan (Arikunto, 2002:162).

Untuk mengetahui valid tidaknya angket yang diberikan maka harus menggunakan program SPSS for windows.
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. (Arikunto, 2002:154). Untuk mengetahui reliabilitas juga menggunakan program SPSS for windows.
6. Analisis data
1) Analisis Instrumen
a. Analisis Validitas Instrumen
b. Analisis Reliabilitas Instrumen
2) Analisis hasil penelitian, denagn metode analisis deskriptif.

G. Sistematika pembahasan
Untuk memberikan gambaran dari keseluruhan skripsi maka penulis akan mengemukakan sistematika pembahasan. Pada skripsi ini terdiri dari empat bab yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab.
BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, serta sistematika pembahasan.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN berisikan tentang keadaan sekolah-sekolah dan guru-guru PAI pada tingkat menengah pertama di Paliyan.
BAB III PEMBAHSAN berisi tentang pembahasan penelitian yang telah dilakukan.
BAB IV PENUTUP meliputi kesimpulan hasil penelitian, saran dan kata penutup.






DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.

Drs. Syamsudin, M.Pd. 2010. Hand Out Metodologi Penelitian. Yogyakarta: --

Jokosusilo, Mahmud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen
Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Muffida, Laela. 2007. Persepsi Guru Mengenai Pelaksanaan KTSP di Smp N I
Warungasem Kecamatanwarungasem Kabupaten Batang Tahun 2007/2008.
Universitas Negeri Semarang.

Slameto. 2003. Belajar dan Factor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT, Rineka
Cipta.

Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset

Wibawa , Sapta. 1997. Korelasi Antara Religiusitas Keluarga Muslim dengan Minat Orang Tua dalam Menentukan Lmbaga Pendidikan Dasar Bagi Anak di Desa Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Siti Kalimah. 2006. Pengaruh Motivasi Mengajar Terhadap Persepsi Guru
Mengenai Implementasi Muatan Lokal Ekonomi Syariah di Smp/Mts.
Tasikmalaya. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar